Saat Gunung Meletus dan Mereka Sedang di Ranu Kumbolo: Kisah Nyata 187 Pendaki Semeru

Saat Gunung Meletus dan Mereka Sedang di Ranu Kumbolo: Kisah Nyata 187 Pendaki Semeru
Sumber :
  • travelspromo

Pelajaran dari Krisis: Sistem Peringatan Dini Harus Lebih Cepat

Insiden ini memicu evaluasi mendalam. Meski semua pendaki selamat, waktu antara erupsi pertama (14.13 WIB) dan peningkatan status (16.00 WIB) menunjukkan keterlambatan respons sistem pemantauan terutama karena ketergantungan pada visual yang terhalang kabut.

Ahli vulkanologi menyarankan:

  • Penguatan sensor seismik dan infrasonik di sekitar kawah
  • Integrasi data real-time ke aplikasi pendaki
  • Simulasi evakuasi rutin untuk porter dan pemandu

“Keselamatan pendaki harus jadi prioritas utama,” kata seorang peneliti dari Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada.

Kesimpulan: Antara Keberuntungan dan Kesiapsiagaan

187 pendaki di Ranu Kumbolo selamat bukan hanya karena keberuntungan tapi karena keputusan berani, pengetahuan geografis, dan koordinasi evakuasi yang terencana. Mereka berada di tempat yang aman secara geologis, dan petugas TNBTS berani mengambil keputusan tidak populer: menunda evakuasi demi menghindari risiko lebih besar.

Namun, insiden ini juga menjadi peringatan: alam tidak bisa diprediksi sepenuhnya. Di era perubahan iklim dan peningkatan aktivitas gunung api, sistem mitigasi harus lebih proaktif, bukan reaktif.

Bagi calon pendaki Semeru, pelajaran utamanya jelas:

Selalu pantau status gunung api sebelum berangkat, bawa perlengkapan darurat, dan siap mengubur impian puncak demi keselamatan.

Karena di kaki Semeru, nyawa jauh lebih berharga daripada cap puncak di media sosial.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget