Pasokan Bitcoin Hampir Habis: Apa Dampaknya bagi Harga dan Investor?
- Diskominfo Bandung
Bitcoin dirancang oleh Satoshi Nakamoto sebagai sistem keuangan alternatif yang anti-inflasi. Dengan pasokan tetap, nilai Bitcoin diharapkan akan meningkat seiring waktu, terutama jika permintaan terus bertambah sementara pasokan tidak berubah.
Setiap transaksi Bitcoin dicatat dalam sebuah blok di jaringan blockchain. Penambang yang berhasil memproses blok tersebut akan mendapatkan imbalan berupa Bitcoin baru. Namun, imbalan ini diprogram untuk terus berkurang setiap empat tahun dalam proses yang dikenal sebagai “halving”.
Pada awal peluncurannya, imbalan per blok mencapai 50 BTC. Setelah beberapa kali halving, jumlah ini kini jauh lebih kecil dan akan terus menyusut hingga akhirnya mencapai nol sekitar tahun 2140. Inilah mengapa, meskipun mayoritas Bitcoin sudah ditambang, proses penciptaan sisa Bitcoin akan berjalan sangat lambat.
Proses Penambangan Bitcoin: Mengapa Sisa 7 Persen Bisa Memakan Waktu 100 Tahun?
Mekanisme Halving dan Dampaknya
Sistem Bitcoin secara otomatis mengurangi jumlah Bitcoin baru yang muncul dari waktu ke waktu. Akibatnya, meskipun 93 persen BTC telah tercipta dalam 16 tahun pertama, sisa 7 persen akan memakan waktu lebih dari satu abad untuk diselesaikan.
Menurut proyeksi, 99 persen Bitcoin akan sudah ditambang pada tahun 2035. Namun, sisa terkecil (disebut “satoshi”) baru akan sepenuhnya tercipta sekitar tahun 2140. Hal ini menjadikan Bitcoin sebagai aset yang semakin langka seiring berjalannya waktu.