Pasokan Bitcoin Hampir Habis: Apa Dampaknya bagi Harga dan Investor?
- Diskominfo Bandung
Jika dibandingkan dengan emas, sekitar 85 persen dari total pasokan emas dunia telah ditambang, menurut World Gold Council, yakni sekitar 216.265 metrik ton. Hampir seluruh emas ini masih beredar atau disimpan di brankas, perhiasan, ETF, dan bank sentral. Emas bisa dilebur ulang dan digunakan kembali, sementara Bitcoin yang hilang tidak dapat dikembalikan ke pasar.
Perbedaan ini membuat Bitcoin menjadi semakin langka dari waktu ke waktu. Pasokannya tidak hanya berhenti bertambah, tetapi juga diam-diam menyusut akibat hilangnya akses.
Dampak Langkanya Bitcoin bagi Pasar Kripto
- Harga Bitcoin Berpotensi Naik
Dengan pasokan yang terbatas dan permintaan yang tetap atau meningkat, tekanan ke atas terhadap harga Bitcoin bisa semakin besar. Hukum penawaran dan permintaan menjadi faktor utama dalam menentukan harga aset ini. - Volatilitas Semakin Tinggi
Karena pasokan yang tersedia semakin kecil, harga Bitcoin bisa lebih mudah naik atau turun tergantung pada sentimen dan pergerakan pasar dalam skala besar. Ini membuat Bitcoin menjadi aset yang sangat volatil, tetapi juga menarik bagi para spekulan. - Nilai Bitcoin Terkonsentrasi pada Pemegang Aktif
Bitcoin yang masih bisa diakses akan menjadi semakin berharga, sementara yang tidak dapat diakses tidak akan pernah kembali ke pasar. Hal ini menyebabkan nilai Bitcoin semakin terkonsentrasi di tangan pemegang aktif. - Likuiditas Menjadi Kunci
Dalam kondisi pasar yang ketat atau tekanan ekonomi global, Bitcoin yang likuid—artinya bisa langsung digunakan atau dijual—akan dihargai lebih tinggi daripada Bitcoin yang hanya tercatat namun tidak bisa diakses.
Bitcoin Menuju Status Emas Digital
Aset Langka dengan Transparansi Publik
Dengan pasokan yang langka, tingkat kehilangan yang permanen, dan sistem penerbitan yang transparan, Bitcoin semakin menyerupai emas digital. Namun, Bitcoin memiliki satu keunggulan utama: pasokannya bisa dipastikan dan diaudit secara publik oleh siapa saja.