AI Diprediksi Lebih Boros Listrik dari Bitcoin Mining di Akhir 2025, Ini Alasannya
- Stock
Jika dikalkulasikan secara keseluruhan, data center berbasis AI diperkirakan akan mengonsumsi listrik hingga 50.000 megawatt (MW) atau 50 gigawatt (GW) pada akhir 2025. Angka ini jauh melebihi konsumsi listrik global dari aktivitas penambangan Bitcoin yang hanya berada di kisaran 20 GW per Maret 2025.
Dengan demikian, AI generatif diproyeksikan akan menjadi konsumen energi yang lebih besar dibandingkan industri kripto, yang selama ini sudah menjadi sorotan karena jejak karbon dan dampak lingkungannya.
Bandingkan dengan Konsumsi Listrik Negara
Menariknya, prediksi konsumsi listrik AI ini bahkan melampaui kebutuhan listrik nasional beberapa negara. Sebagai contoh, konsumsi listrik AI pada 2025 diprediksi akan lebih besar dari seluruh konsumsi listrik Irlandia (di bawah 5 GW), Swiss, Austria, hingga Finlandia yang semuanya berada di bawah 10 GW pada tahun 2023.
Bahkan, jika tren ini terus berlanjut, AI bisa mendekati atau bahkan melampaui konsumsi listrik Inggris Raya atau Prancis, dua negara dengan kebutuhan energi yang cukup besar di Eropa.
Kontribusi AI di Pusat Data Meningkat Drastis
Dalam laporan yang sama, disebutkan bahwa saat ini sekitar 20 persen dari konsumsi listrik pusat data digunakan untuk operasional AI. Namun pada tahun 2026 mendatang, angka ini diperkirakan akan melonjak hampir dua kali lipat menjadi 40–50 persen, seiring meningkatnya permintaan akan layanan berbasis AI seperti chatbot, generator gambar, dan asisten virtual.