ChipMixer Tumbang! Ini Dalang di Balik Pencucian Rp53 Triliun Bitcoin
- Gizmodo
Operasi Penyergapan: Kolaborasi Global yang Telaten
Penutupan ChipMixer bukan hasil kerja semalam. Investigasi dimulai sejak 2023, melibatkan:
- Badan Kejahatan Siber Jerman (BKA)
- FBI dan Departemen Kehakiman AS
- Europol’s European Cybercrime Centre (EC3)
Tim forensik berhasil membobol infrastruktur backend dan mengidentifikasi lebih dari 12 terabyte data, termasuk:
- Log transaksi
- Alamat dompet pengguna
- Riwayat IP server
- Konfigurasi enkripsi internal
Data ini kini menjadi senjata krusial untuk melacak pelaku di balik transaksi ilegal termasuk kemungkinan ekstradisi dan penuntutan di masa depan.
Bukan yang Pertama: Sejarah Panjang Penutupan Crypto Mixer
ChipMixer hanyalah bab terbaru dalam perang global melawan layanan pencucian kripto. Beberapa kasus penting sebelumnya:
1. Bitcoin Fog (2024)
- Operator: Roman Sterlingov
- Ditangkap di AS, dihukum 12,5 tahun penjara
- Memproses pencucian sejak awal 2010-an
2. Blender.io (2022)
- Dikenai sanksi oleh Departemen Keuangan AS
- Dituding membantu Lazarus Group (Korea Utara) mencuci miliaran dolar
3. Tornado Cash (2023–2025)
- Pengembang ditangkap, termasuk Roman Storm
- Sebagian dakwaan dinyatakan sah oleh pengadilan AS pada Agustus 2025
4. Samourai Wallet (2025)
- Meski dompet non-kustodial, pengembangnya tetap dihukum
- Keonne Rodriguez: 5 tahun penjara
- William Lonergan Hill: 4 tahun penjara
Kasus-kasus ini menunjukkan bahwa otoritas hukum kini tidak ragu menyerang bahkan alat privasi yang diklaim "desentralisasi".
Dilema Privasi vs Keamanan: Apa Arti Ini bagi Pengguna Kripto Biasa?
Penutupan ChipMixer memicu perdebatan sengit di komunitas kripto. Di satu sisi, masyarakat umum mendukung pemberantasan kejahatan siber. Di sisi lain, kelompok advokasi seperti Coin Center dan Bitcoin Policy Institute khawatir bahwa regulasi semakin mengancam hak atas privasi finansial.
Mereka berargumen bahwa alat pencampur Bitcoin juga digunakan oleh aktivis, jurnalis, dan korban pengawasan negara untuk melindungi identitas mereka. Namun, Europol menegaskan: “Anonimitas tidak boleh menjadi perisai kejahatan.”
Akibat tekanan regulasi, Monero (XMR) mata uang kripto dengan privasi bawaan sempat jadi alternatif. Namun, popularitasnya menurun setelah dikeluarkan dari bursa besar seperti Binance dan Kraken.
Kini, banyak pengguna mencari solusi baru, termasuk dompet non-kustodial dengan fitur CoinJoin, meski risiko hukum tetap mengintai.