Transfer Data ke AS? Waspadai Ancaman Keamanan Besar-besaran
- Canva
Gadget – Pemerintah Indonesia disebut tengah membuka peluang kerja sama yang memungkinkan data pribadi warga dikirim ke Amerika Serikat. Alasannya, untuk mendapatkan keuntungan dagang seperti penghapusan tarif impor. Namun, di balik itu tersimpan ancaman siber yang tak main-main.
Menurut Sergey Lozhkin, pakar keamanan Kaspersky, transfer data lintas negara adalah praktik berisiko tinggi yang wajib diatur ketat dengan standar keamanan global.
“Memindahkan data ke luar perangkat pribadi saja sudah berisiko. Apalagi kalau dikirim ke negara besar seperti AS,” ujarnya.
Kenapa Transfer Data ke Negara Lain Berbahaya?
Menurut Lozhkin, data yang disimpan di infrastruktur AS sangat rentan karena negara tersebut menjadi target utama para peretas kelas dunia. Artinya, jika data warga Indonesia ada di sana, maka dampak kebocorannya bisa menyebar luas.
“Bayangkan APT (advanced persistent threat) dari negara lain ingin meretas AS. Mereka tak sengaja juga dapat data warga Indonesia,” jelasnya.
AS memang memiliki teknologi canggih dan sistem keamanan tinggi. Tapi justru karena “terlalu besar”, AS juga menjadi sasaran empuk bagi aktor jahat global. Bandingkan dengan Indonesia yang lebih kecil secara geopolitik dan lebih jarang menjadi target utama.