Petrus Romanus dan Ramalan Malachy: Apa Artinya bagi Dunia?
- Paus Fransiskus
Gadget – Pada tanggal 21 April 2025, dunia kehilangan salah satu pemimpin spiritual paling berpengaruh dalam sejarah modern—Paus Fransiskus. Wafatnya beliau pada usia 88 tahun akibat komplikasi pendarahan otak tidak hanya meninggalkan kesedihan mendalam bagi umat Katolik, tetapi juga memicu gelombang spekulasi yang telah tertidur selama berabad-abad. Salah satu isu yang paling kontroversial adalah Nubuat Para Paus , ramalan kuno yang dikaitkan dengan Santo Malachy dari abad ke-12. Ramalan ini menyebut bahwa setelah Paus Fransiskus, hanya akan ada satu paus lagi—Petrus Romanus —sebelum datangnya Hari Penghakiman.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang ramalan tersebut, konteks historisnya, serta dampaknya terhadap Gereja Katolik dan dunia secara keseluruhan. Apakah ramalan ini hanyalah mitos ataukah ada kebenaran yang tersembunyi di baliknya?
Sejarah Nubuat Para Paus: Apa Itu dan Bagaimana Asal-usulnya?
Nubuat Para Paus adalah dokumen kuno yang dikaitkan dengan Santo Malachy , seorang uskup Irlandia yang hidup pada abad ke-12. Dokumen ini berisi serangkaian deskripsi singkat yang diyakini menggambarkan karakteristik setiap paus sepanjang sejarah Gereja Katolik. Total ada 112 ramalan , dimulai dari Paus Celestine II (abad ke-12) hingga sosok misterius yang dikenal sebagai Petrus Romanus , paus terakhir yang diprediksi akan memimpin di masa akhir zaman.
Meskipun beberapa ahli mempertanyakan keaslian naskah ini—karena baru ditemukan pada abad ke-16—beberapa prediksi di dalamnya dianggap cukup akurat. Misalnya, Paus Benediktus XVI dirujuk sebagai "Gloria Olivae," yang sesuai dengan afiliasi ordo Benediktin-nya. Begitu pula dengan Paus Yohanes Paulus II, yang lahir tepat saat gerhana matahari terjadi, sesuai dengan deskripsi dalam naskah.
Kontroversi Seputar Petrus Romanus: Siapa Dia?
Menurut Nubuat Para Paus, Petrus Romanus adalah pemimpin terakhir Gereja Katolik sebelum datangnya Hari Penghakiman. Dalam naskah itu, dia digambarkan sebagai tokoh yang akan memimpin di masa penuh penderitaan, perang, dan kehancuran. Frasa akhir dalam naskah menyebutkan:
"Di masa kepemimpinannya, Roma akan hancur, dan dunia akan menghadapi penghakiman."