Standar Ganda Amerika: Iran Dihukum, Israel Dibiarkan Punya Nuklir?
- lifehack
Lebih jauh, Beni mengingatkan bahwa tindakan seperti ini justru membuat Amerika Serikat kehilangan kepercayaan sebagai mitra diplomatik yang netral. “Jika AS terus bersikap seperti ini, dunia akan melihat mereka bukan sebagai penengah, melainkan pelaku utama konflik,” katanya.
Tak hanya itu, Beni juga menyoroti sikap pasif Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menyikapi serangan tersebut. Menurutnya, PBB saat ini hanya menjadi alat legitimasi kebijakan luar negeri AS dan sekutunya. “PBB tidak berkutik. Mereka hanya diam, padahal mandat mereka seharusnya menjaga perdamaian dunia,” ucapnya.
Pendekatan Realisme dan Ancaman Konflik Baru
Fenomena tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump masih mengedepankan pendekatan realisme dalam kebijakan luar negerinya. Dalam teori hubungan internasional, realisme menekankan pada kekuatan militer dan kepentingan nasional sebagai dasar utama diplomasi.
"Ini berbahaya karena dunia akan semakin penuh konflik. Ketika negara-negara besar seperti China dan Rusia merasa perlu turun tangan untuk membantu Iran, situasi akan makin rumit," jelas Beni.
Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan. Ketegangan antara kekuatan Barat dan Timur sudah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Jika Iran mendapat dukungan militer dari China dan Rusia, maka potensi pecahnya konflik kawasan atau bahkan global bisa semakin besar.