Kanada Segera Akui Palestina, Tekanan Internasional Terhadap Israel Meningkat Drastis
- Mert Alper Dervis / Anadolu via Getty Images
Rencana Kanada segera memicu respons negatif dari Israel dan sekutu terdekatnya, Amerika Serikat.
-
Israel: Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa perubahan posisi pemerintah Kanada merupakan "hadiah untuk Hamas" dan dapat merusak upaya gencatan senjata serta pembebasan sandera. Pernyataan serupa sebelumnya juga disampaikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, setelah pengumuman dari Prancis dan Inggris.
Amerika Serikat: Seorang pejabat Gedung Putih, yang dikutip tanpa menyebutkan nama, mengatakan Presiden Donald Trump juga memandang pengakuan Negara Palestina sebagai tindakan yang salah, karena "memberi hadiah kepada Hamas."
Jonathan Panikoff, mantan wakil pejabat intelijen nasional AS untuk Timur Tengah, berpendapat bahwa langkah ini bertujuan untuk "meningkatkan tekanan pada Israel agar kembali ke paradigma dua negara." Namun, ia menambahkan bahwa pengumuman Kanada "kemungkinan besar hanya bersifat simbolis dan berisiko merusak hubungan mereka dengan sekutu lama, Israel."
Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memburuk
Sementara perdebatan politik terus berlanjut, krisis di Gaza semakin dalam. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan tujuh kematian akibat kelaparan pada Rabu, termasuk seorang balita berusia dua tahun. Menurut seorang warga bernama Salah al-Gharably, putrinya meninggal karena tidak adanya susu khusus yang dibutuhkan, yang menggarisbawahi kondisi putus asa yang dialami banyak keluarga.
Meskipun Israel pada hari Minggu mengumumkan penghentian operasi militer selama 10 jam sehari di beberapa wilayah Gaza untuk memungkinkan pengiriman bantuan, PBB menyatakan volume bantuan yang masuk "masih jauh dari cukup."
Perang ini dimulai pada 7 Oktober 2023, setelah Hamas melancarkan serangan terhadap komunitas dan pangkalan militer di Israel selatan. Menurut laporan Israel, serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya. Sejak saat itu, serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 60.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut.