Regulasi AI Tak Perlu Buru-Buru, Kolaborasi Diperkuat Dahulu

Kaspersky Cyber Security Week
Sumber :
  • Sarie/GadgetViva

“Kalau dari sisi perusahaan swasta, saya melihat banyak yang sudah siap. Tapi untuk pemerintah, saya belum bisa memastikan.”

Kaspersky Temukan Malware Baru, Menyamar Jadi Aplikasi 3D Populer!

Perlunya Lembaga Independen Global

Lebih jauh, Lozhkin mendukung ide pembentukan badan independen global untuk mengawasi perkembangan dan ancaman AI. Konsepnya mirip seperti UNESCO atau Interpol—dengan peran sebagai pengawas dan regulator etis lintas negara.

Serangan Malware Penguras Kripto Melonjak 135%, Pengguna Diminta Waspada!

“Ini sangat diperlukan agar tidak terjadi monopoli atau penyalahgunaan AI oleh negara atau perusahaan besar.”

Edukasi Masyarakat Jadi Tembok Pertahanan

Kaspersky: 11 Juta HP Android Terinfeksi Trojan Necro, Amankan Perangkatmu Sekarang!

Ancaman AI tidak hanya datang dari elite penguasa atau perusahaan raksasa. Pengguna biasa pun bisa menjadi korban—atau pelaku. Solusinya? Edukasi. Pengguna harus paham risiko AI seperti deepfake, manipulasi suara, atau penipuan digital.

Hingga saat ini, belum ada negara yang benar-benar menerapkan regulasi AI secara menyeluruh. Eropa disebut paling maju dalam hal persiapan, namun belum ada hukum final yang diteken. Indonesia seharusnya belajar dari Eropa: menyusun regulasi dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, dan tidak terburu-buru demi pencitraan semata.

“Regulasi AI penting, tapi jangan sampai salah langkah. Jangan jadikan AI alat politik,” pungkas Lozhkin.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget