Dibalik Operasi Militer Israel di Gaza: Korban, Tuduhan, dan Peringatan Dunia!
- Wikimedia
2. Hamas Tuduh Netanyahu Halangi Perdamaian
Hamas menuduh Benjamin Netanyahu sebagai penghalang utama dalam pencapaian kesepakatan damai. Dalam pernyataan resmi di platform Telegram, Hamas menyebut sikap Netanyahu yang mengabaikan proposal mediator membuktikan bahwa dia adalah penghalang nyata dari setiap perjanjian perdamaian.
Sebelumnya, mediator internasional melaporkan bahwa Hamas telah menerima usulan gencatan senjata selama 60 hari, termasuk pembebasan sebagian sandera Israel dengan imbalan pelepasan tahanan Palestina. Namun, pemerintah Israel bersikeras agar semua 50 sandera yang tersisa dibebaskan secara simultan. Menurut pejabat Israel, hanya sekitar 20 di antaranya yang diyakini masih hidup.
Konflik ini bermula pada 7 Oktober 2023, ketika militan Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah selatan Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera 251 warga Israel. Sejak itu, Israel mengklaim telah menguasai sekitar 75 persen Jalur Gaza.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 62 ribu warga Palestina telah tewas dalam konflik tersebut, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
3. Proyek Permukiman Baru Picu Ketegangan
Situasi menjadi semakin tegang setelah Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, dari partai sayap kanan dalam koalisi Netanyahu, mengumumkan persetujuan akhir proyek permukiman baru di Tepi Barat. Keputusan ini mendapat kritik luas dari dunia internasional karena dianggap mengubur harapan terbentuknya negara Palestina.