Heboh! Meteor Sebesar Mobil Meledak di Langit Cirebon, BMKG Deteksi Gelombang Kejut
- lifehack
Warga Cirebon dan sekitarnya dibuat panik pada Sabtu malam ketika suara dentuman keras disertai cahaya terang membelah langit sekitar pukul 18.39 WIB. Banyak yang mengira ledakan itu berasal dari pesawat jatuh, petir, bahkan aktivitas vulkanik. Namun setelah dilakukan penyelidikan, para ahli memastikan bahwa fenomena langka tersebut berasal dari sebuah meteor besar yang memasuki atmosfer bumi dan melintas di langit Jawa Barat.
Peneliti utama dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, menjelaskan bahwa benda angkasa tersebut merupakan meteor dengan ukuran cukup besar. Berdasarkan analisis awal, meteor itu melintas dari arah barat daya dan melewati wilayah Kuningan menuju Cirebon antara pukul 18.35 hingga 18.39 WIB. Saat memasuki lapisan atmosfer, meteor mengalami gesekan ekstrem dengan udara yang membuatnya berpijar terang dan menimbulkan efek visual yang mencolok.
Menurut Thomas, fenomena ini bukan hal yang mustahil. Setiap hari, ribuan benda langit kecil memasuki atmosfer bumi. Namun, hanya sebagian kecil yang berukuran cukup besar untuk menimbulkan cahaya terang atau bahkan gelombang kejut yang dapat didengar manusia. “Meteor Cirebon ini termasuk kategori besar, dengan perkiraan diameter mencapai 3 hingga 5 meter, berdasarkan perbandingan dengan kejadian serupa yang terjadi di Rusia pada tahun 2013,” jelasnya.
Penjelasan ilmiah itu diperkuat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cirebon, yang mendeteksi adanya gelombang kejut pada pukul 18.39:12 WIB. Sensor BMKG mencatat arah datangnya gelombang atau azimut sekitar 221 derajat, yang sesuai dengan lintasan meteor yang disebutkan BRIN. Fenomena gelombang kejut ini terjadi karena meteor meledak di udara sebelum mencapai permukaan bumi, menghasilkan suara dentuman besar yang terdengar hingga radius puluhan kilometer.
Warga di berbagai wilayah seperti Kuningan, Majalengka, hingga Indramayu melaporkan mendengar suara keras disertai getaran ringan di jendela dan atap rumah. Beberapa bahkan mengaku melihat cahaya terang seperti bola api meluncur cepat di langit malam. Di media sosial, rekaman video fenomena itu segera viral, menimbulkan beragam spekulasi mulai dari benda jatuh misterius hingga pertanda bencana.
Namun, BRIN segera menenangkan masyarakat dengan memastikan bahwa meteor tersebut jatuh di Laut Jawa, bukan di wilayah daratan sekitar Cirebon. Hasil analisis menunjukkan lintasan meteor berakhir di perairan utara Jawa Barat. Karena lokasi jatuhnya di laut, tidak ada dampak langsung terhadap permukiman warga maupun aktivitas di darat.
Selain itu, BRIN juga memastikan bahwa meteor itu tidak menyebabkan kebakaran atau ledakan di permukaan bumi, meskipun cahaya dan suara yang dihasilkan cukup mencolok. “Energi utama dari meteor dilepaskan di atmosfer, bukan di permukaan. Jadi tidak menimbulkan kebakaran seperti yang dikhawatirkan,” jelas Thomas.
Fenomena ini menjadi perhatian khusus para ilmuwan Indonesia karena termasuk salah satu meteor terbesar yang terdeteksi dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Thomas, kejadian seperti ini dapat memberikan banyak data penting tentang struktur atmosfer, energi tumbukan, serta kemungkinan sisa meteorit yang bisa dikumpulkan untuk penelitian lebih lanjut.
Meski demikian, masih ada sejumlah hal yang belum bisa dipastikan sepenuhnya. Lokasi pasti jatuhnya meteor belum dapat ditentukan secara akurat karena sebagian besar datanya masih dianalisis. BRIN memperkirakan titik jatuh berada di perairan Laut Jawa bagian barat, namun belum ada konfirmasi visual atau deteksi langsung di lokasi tersebut.
Selain itu, kemungkinan adanya fragmen meteorit yang berhasil mencapai permukaan bumi juga masih diselidiki. Fragmen ini biasanya berukuran kecil dan tersebar di area luas, sehingga sulit ditemukan tanpa koordinat pasti. Para peneliti akan menunggu hasil pengolahan data radar, seismik, dan citra satelit sebelum menentukan langkah berikutnya.
Sementara itu, data seismik dan rekaman kamera dari beberapa titik pengamatan juga sedang ditelaah. Rekaman tersebut penting untuk menentukan kecepatan, sudut masuk, dan energi kinetik meteor. BRIN bekerja sama dengan BMKG dan beberapa lembaga astronomi universitas untuk memastikan hasil analisis yang akurat.
Hingga kini, tidak ada laporan kerusakan struktural di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Getaran yang dirasakan warga diperkirakan hanya berasal dari gelombang kejut di udara, bukan dari tumbukan langsung di darat. Pemerintah daerah mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi.
Kejadian ini sekaligus menjadi pengingat bahwa bumi masih sering menerima tamu dari luar angkasa. Walaupun sebagian besar meteor terbakar habis di atmosfer, sesekali ada yang berukuran besar dan cukup kuat untuk menimbulkan efek spektakuler seperti yang terjadi di Cirebon. Para ilmuwan menilai peristiwa ini bisa menjadi momen edukatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penelitian antariksa dan sistem peringatan dini terhadap objek langit yang berpotensi membahayakan.
Dengan analisis yang masih berlangsung, publik diimbau untuk menunggu hasil resmi dari BRIN dan BMKG. Lembaga tersebut berjanji akan merilis laporan lengkap setelah seluruh data lintasan, energi ledakan, dan lokasi jatuhnya meteor berhasil dihimpun.
Peristiwa langka ini bukan hanya mengguncang langit Cirebon, tetapi juga membuka kembali rasa ingin tahu masyarakat tentang luasnya jagat raya dan betapa kecilnya bumi di tengah lautan benda-benda langit yang melintas setiap hari.