Iran Tak Sendirian! 7 Kelompok Sekutunya Siap Serang Israel dari Segala Arah
- wiki
Sementara itu di Irak, pengaruh Iran melekat kuat pada berbagai kelompok milisi Syiah yang tergabung dalam Popular Mobilization Forces (PMF). Beberapa di antaranya, seperti Kata'ib Hezbollah, Harakat al-Nujaba, dan Asa'ib Ahl al-Haq, dikenal memiliki hubungan langsung dengan IRGC. Kelompok-kelompok ini tidak hanya terlibat dalam perang melawan ISIS, tetapi juga sering melakukan operasi yang menargetkan kepentingan Amerika Serikat dan Israel di Irak maupun Suriah. Dalam konteks konflik regional, mereka berfungsi sebagai perpanjangan logistik dan militer Iran di medan yang strategis—menghubungkan Teheran dengan Suriah dan Lebanon melalui “koridor Syiah”.
Dari selatan Semenanjung Arab, kelompok Houthi atau Ansar Allah di Yaman juga menjadi bagian penting dari jaringan Iran. Meskipun awalnya merupakan gerakan lokal dengan agenda domestik, dukungan material, teknologi, dan intelijen dari Iran telah mengubah mereka menjadi kekuatan regional yang disegani. Dalam beberapa tahun terakhir, Houthi melancarkan serangan menggunakan rudal balistik dan drone ke arah Laut Merah, bahkan beberapa di antaranya diklaim menargetkan kapal atau jalur yang berkaitan dengan Israel. Serangan-serangan ini menunjukkan kemampuan Iran untuk mengancam kepentingan lawannya jauh di luar wilayahnya sendiri.
Selain itu, Iran juga memiliki pengaruh besar di Suriah melalui sejumlah milisi asing dan lokal. Beberapa di antaranya adalah Liwa Fatemiyoun, yang terdiri dari pejuang asal Afganistan, dan Liwa Zainabiyoun, yang beranggotakan pejuang dari Pakistan. Kedua unit ini berada di bawah bimbingan IRGC dan sering dikerahkan untuk menjaga kepentingan Iran di Suriah. Mereka membantu rezim Bashar al-Assad dalam perang saudara dan turut berperan dalam transfer senjata serta pelatihan militer lintas-batas. Peran kelompok ini sangat strategis karena memungkinkan Iran menjaga jalur suplai senjata dari Teheran menuju Lebanon dan Gaza.
Tak berhenti di sana, Iran juga dikenal mendukung jaringan kecil dan sel-sel bersenjata lain yang tersebar di berbagai wilayah seperti Gaza, Lebanon, Irak, Suriah, hingga Yaman. Kelompok-kelompok kecil ini berfungsi sebagai “cadangan taktis” yang bisa diaktifkan kapan saja untuk operasi asimetris—terutama sabotase, serangan drone, atau kampanye siber. Pendanaan, pelatihan, dan transfer teknologi kepada kelompok semacam ini biasanya dilakukan secara terselubung oleh Quds Force.