Terima Kasih FIFA! Indonesia Kini Punya 5 Aset Emas untuk Masa Depan Timnas Garuda
- ig/@patrickkluivert9
Dengan tinggi 190 cm dan pengalaman di kompetisi Eropa, Idzes menjelma menjadi tembok kokoh di jantung pertahanan Timnas. Ia juga memiliki kemampuan distribusi bola yang baik dan kepemimpinan di lapangan, bahkan beberapa kali dipercaya mengenakan ban kapten.
Meski baru berusia 25 tahun, Jay Idzes berpotensi menjadi fondasi utama lini belakang Indonesia hingga Piala Dunia 2030 mendatang.
4. Tim Geypens – Calon Bintang Serbaguna
Tim Henri Victor Geypens, pemain muda FC Emmen, adalah salah satu aset penting Garuda di sektor kiri. Berposisi sebagai bek sayap atau winger, Geypens telah mencatat lebih dari 25 penampilan dan dua gol di Liga Belanda.
Di level internasional, ia sudah memperkuat Indonesia U-20 dengan lima caps. Dengan usia yang masih muda dan kemampuan bermain di dua posisi, Geypens merupakan aset jangka panjang yang bisa menopang regenerasi Timnas Indonesia di masa depan.
5. Justin Hubner – Bek Eropa untuk Garuda
Satu lagi nama yang tak boleh dilupakan adalah Justin Hubner. Pemain berusia 22 tahun ini kini bermain di kasta tertinggi Liga Belanda bersama Fortuna Sittard.
Menariknya, Hubner bukan sekadar pelengkap skuad — ia menjadi pilihan utama di lini belakang klubnya dengan catatan empat penampilan, tiga di antaranya sebagai starter.
Dengan kombinasi postur ideal, teknik bertahan yang disiplin, dan jam terbang di Eropa, Hubner diyakini bisa menjadi benteng tangguh bagi Garuda hingga satu dekade ke depan.
Lima pemain keturunan ini bukan sekadar simbol naturalisasi, tetapi bukti nyata bahwa Timnas Indonesia mulai membangun pondasi kuat untuk masa depan.
FIFA telah membuka jalan, dan PSSI berhasil memanfaatkannya dengan strategi yang matang. Dengan usia rata-rata di bawah 25 tahun, para pemain ini akan memasuki puncak karier mereka di 2030 — tepat saat Indonesia berambisi menembus Piala Dunia.
Generasi baru ini memberi harapan baru bagi sepak bola nasional: skuad yang kompetitif, berkarakter Eropa, namun berjiwa Garuda.
Meskipun gagal lolos ke Piala Dunia 2026, perjalanan ini bisa menjadi pelajaran berharga untuk masa depan. Garuda mungkin jatuh kali ini, tapi dengan lima aset emas yang dimilikinya, kebangkitan hanya tinggal menunggu waktu.