Detik-Detik Kapolda Papua Tengah Diserang KKB, Mobil Dihujani Peluru, 4 Polisi Terluka Parah!

Rombongan Kapolda Dihujani Peluru
Sumber :
  • lifehack

Insiden penembakan kembali terjadi di Papua Tengah dan kali ini menyasar langsung rombongan Kapolda Papua Tengah, Brigjen Alfred Papare. Serangan brutal dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) itu menambah panjang daftar kekerasan bersenjata yang mengguncang kawasan pegunungan di Tanah Papua. Empat anggota kepolisian dilaporkan menjadi korban dalam peristiwa mencekam tersebut.

Detik-Detik Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB Saat Anjangsana, Senjata Dirampas dan Aksi Brutal Dipamerkan di Medsos!

Kejadian ini terjadi pada Sabtu, 18 Oktober 2025, saat rombongan Kapolda tengah melakukan peninjauan ke lokasi penembakan sebelumnya di jalur Topo, wilayah yang dikenal rawan aksi kekerasan KKB. Mereka berangkat untuk memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) penembakan terhadap kendaraan sipil yang sehari sebelumnya menewaskan satu warga. Namun, di tengah perjalanan, iring-iringan kendaraan polisi justru menjadi sasaran tembak dari kelompok bersenjata yang diduga kuat merupakan bagian dari kelompok pimpinan Aibon Kogoya — salah satu figur yang dikenal aktif melakukan aksi kekerasan di wilayah tersebut.

Tembakan tiba-tiba dilepaskan dari arah perbukitan yang mengapit jalan menuju Topo. Rentetan peluru mengenai bagian belakang mobil rombongan Kapolda. Suara tembakan menggema di kawasan tersebut, membuat aparat yang berada di dalam kendaraan langsung mengambil posisi berlindung sambil mencoba membalas tembakan. Situasi pun berubah menjadi baku tembak intens antara aparat dan kelompok bersenjata yang menyerang dari posisi tersembunyi.

Tragis: Kasus Penembakan di Papua Melibatkan Perwira TNI, Korban Meninggal Saat Aduk Semen!

Menurut informasi yang diterima, empat anggota kepolisian menjadi korban akibat serangan mendadak tersebut. Dua di antaranya mengalami luka cukup serius akibat peluru yang menembus bagian tubuh. Setelah kontak tembak mereda, para korban segera dievakuasi ke Nabire untuk mendapatkan perawatan medis.

Dua dari empat anggota yang terluka kini dirawat intensif di RSUD Nabire. Mereka adalah Kasat Lantas Polres Nabire, Iptu Hardiman Sirait (45), dan Bripka Laode Munafrin Isra (30). Keduanya mengalami luka tembak dan langsung menjalani operasi setelah tiba di rumah sakit. Sementara dua korban lainnya, yang belum disebutkan identitasnya, dilaporkan mengalami luka ringan dan kini dalam tahap pemulihan.

Beda TNI dan Brimob: Sama-Sama Bersenjata, Tapi Tugasnya Berbeda

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait kondisi terbaru Brigjen Alfred Papare yang juga berada dalam rombongan tersebut. Namun, laporan awal menyebutkan bahwa Kapolda Papua Tengah selamat dari serangan dan segera dipindahkan ke lokasi aman.

Serangan ini menambah daftar panjang aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di wilayah Papua Tengah dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, kelompok yang sama diduga terlibat dalam sejumlah penyerangan terhadap warga sipil dan aparat keamanan, termasuk pembakaran fasilitas umum serta penghadangan terhadap kendaraan yang melintas di jalur Nabire–Intan Jaya.

Pasca-penyerangan, situasi di wilayah tersebut langsung dijaga ketat. TNI-Polri meningkatkan patroli skala besar di sejumlah titik rawan, terutama di sekitar jalur Topo dan perbatasan Kabupaten Nabire. Upaya pengejaran terhadap pelaku kini tengah dilakukan dengan melibatkan pasukan gabungan Brimob dan Satgas Damai Cartenz.

Pihak kepolisian memastikan, aksi penyerangan terhadap aparat tidak akan mengendurkan semangat penegakan hukum di Papua Tengah. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dikabarkan telah menerima laporan langsung dari Brigjen Alfred Papare dan memerintahkan agar operasi penegakan hukum terhadap kelompok bersenjata tersebut dilakukan secara terukur dan menyeluruh.

Menurut sumber kepolisian, motif penembakan ini diduga sebagai bentuk perlawanan terhadap operasi keamanan yang semakin intensif dilakukan di wilayah pegunungan. Kelompok Aibon Kogoya dikenal aktif melakukan penyerangan terhadap aparat, terutama saat patroli dan kegiatan penegakan hukum dilakukan di daerah kekuasaannya.

Sementara itu, sejumlah pihak meminta pemerintah pusat dan aparat keamanan untuk terus meningkatkan pengamanan tanpa menimbulkan ketegangan baru di tengah masyarakat. Pendekatan dialog dinilai tetap perlu dijaga agar situasi keamanan tidak semakin memburuk.

Insiden ini juga menuai perhatian dari berbagai kalangan karena terjadi hanya beberapa hari setelah KKB melakukan penyerangan brutal yang menewaskan lima warga sipil di wilayah lain Papua Tengah. Dengan dua peristiwa besar yang terjadi berdekatan, situasi keamanan di Papua kembali menjadi sorotan nasional.

Warga di sekitar lokasi kejadian kini memilih berhati-hati dan membatasi aktivitas di luar rumah. Sebagian masyarakat bahkan dilaporkan mengungsi ke daerah yang lebih aman. Pemerintah daerah bersama aparat keamanan telah menyiapkan langkah darurat untuk memastikan kebutuhan warga tetap terpenuhi.

Hingga Minggu (19/10/2025), kondisi di sekitar lokasi penembakan masih dijaga ketat. Pos-pos keamanan tambahan didirikan di beberapa titik strategis untuk mencegah serangan susulan. Aparat gabungan juga melakukan penyisiran ke arah hutan tempat kelompok bersenjata diduga melarikan diri.

Meski situasi di lapangan mulai berangsur tenang, trauma akibat penembakan tersebut masih terasa di kalangan aparat maupun warga setempat. Peristiwa ini kembali mengingatkan bahwa konflik bersenjata di Papua belum berakhir dan membutuhkan penanganan yang lebih komprehensif — tidak hanya melalui pendekatan militer, tetapi juga sosial dan ekonomi.

Sementara itu, doa dan dukungan terus mengalir untuk para anggota polisi yang menjadi korban. Harapan besar disampaikan agar kondisi mereka segera pulih dan bisa kembali bertugas. Di sisi lain, masyarakat berharap pemerintah dan aparat dapat segera memulihkan keamanan agar aktivitas warga Papua Tengah bisa kembali berjalan normal tanpa dihantui rasa takut.

Dengan meningkatnya eskalasi serangan belakangan ini, publik kini menanti langkah tegas dari aparat untuk menindak para pelaku dan memastikan stabilitas keamanan di wilayah yang selama ini menjadi sorotan dunia tersebut.