Kota Anda Hujan? Ini Penyebab Aquaplaning yang Sering Diabaikan
- Dishub Aceh
2. Kondisi Ban: Aus = Bahaya
Ban yang sudah melewati Tread Wear Indicator (TWI)—tanda keausan minimum—kehilangan kemampuan mengalirkan air melalui alur kembangannya. Ban gundul tidak bisa “mengiris” lapisan air, sehingga risiko aquaplaning meningkat drastis, bahkan di kecepatan rendah.
3. Tekanan Angin Ban: Terlalu Rendah Perparah Risiko
Ban yang kurang angin memiliki permukaan telapak yang lebih lebar menyentuh jalan, tapi justru mengurangi efisiensi saluran air. Tekanan rendah juga membuat ban lebih mudah “terperangkap” di genangan karena struktur dinding sampingnya lemah.
4. Bobot Kendaraan: Mobil Ringan Lebih Rentan
Kendaraan ringan seperti hatchback atau mobil listrik tanpa muatan berat lebih mudah terangkat oleh lapisan air. Sebaliknya, truk berat atau SUV bermuatan penuh justru sulit mengalami aquaplaning—meski bannya aus.
“Truk muatan penuh melibas genangan air sangat susah mengalami aquaplaning. Yang terjadi paling selip, bukan aquaplaning,” jelas Zulpata.
5. Kedalaman Genangan Air: Semakin Dalam, Semakin Berbahaya
Genangan setinggi 3–5 mm saja sudah cukup memicu aquaplaning pada kecepatan sedang. Di jalan dengan drainase buruk—seperti banyak ruas di kota besar—genangan bisa mencapai 10 cm atau lebih, menciptakan “danau mini” yang sangat berisiko.
6. Desain Pola Kembangan Ban: Sodetan Air Harus Optimal
Pola kembangan ban modern dirancang dengan saluran longitudinal dan lateral untuk mengalirkan air ke samping dan belakang. Jika desainnya buruk—atau alurnya tertutup kotoran—kemampuan “menguras” air berkurang drastis. Bagian tengah telapak ban (yang paling sering aus) sangat krusial dalam mencegah aquaplaning.
Mitos vs Fakta: Apa yang Sebenarnya Picu Aquaplaning?
Mitos: “Asal pelan, pasti aman dari aquaplaning.”
Fakta: Ban gundul + genangan 5 cm + kecepatan 40 km/jam = risiko tinggi, meski “pelan”.
Mitos: “Hanya mobil kecil yang rentan.”
Fakta: Semua kendaraan bisa mengalami aquaplaning—tapi mobil ringan jauh lebih cepat kehilangan traksi.
Mitos: “Aquaplaning sama dengan selip biasa.”
Fakta: Selip masih ada kontak ban-aspal; aquaplaning = nol traksi. Reaksi pengemudi harus berbeda.
Langkah Pencegahan: Cara Menghindari Aquaplaning Saat Hujan
BMKG dan pakar keselamatan lalu lintas menyarankan langkah-langkah berikut: