Awalnya Dikira Guyon Halloween, Penusukan di Kereta Inggris Lukai 10 Orang!
- AFP/JUSTIN TALLIS
Langkah ini mengingatkan pada kebijakan pasca-teror Manchester Arena 2017, meski otoritas menekankan bahwa ancaman kali ini berbeda sifatnya—individual, bukan jaringan terorganisir.
Mengapa Insiden Ini Mengguncang Inggris?
Penusukan massal di transportasi umum selalu menjadi titik rawan psikologis masyarakat. Di tengah musim Halloween—yang identik dengan hiburan dan kebebasan bermain peran—muncul kekerasan nyata yang sulit dibedakan dari sandiwara.
Fenomena “dikira lelucon” justru menunjukkan kerentanan kolektif: ketika kekerasan nyata hadir di ruang publik, masyarakat butuh waktu untuk memproses realitasnya.
Selain itu, insiden ini memicu pertanyaan kritis:
- Apakah sistem keamanan di kereta api Inggris cukup memadai?
- Bagaimana mencegah individu dengan gangguan mental membawa senjata tajam ke transportasi umum?
- Haruskah ada detektor logam atau penjaga bersenjata di stasiun utama?
Kesimpulan: Tragedi yang Mengingatkan pada Kerapuhan Keamanan Publik
Penusukan massal di kereta LNER bukan hanya soal satu pelaku dan korban—tapi cerminan dari tantangan keamanan di era modern, di mana ancaman bisa datang dari mana saja, kapan saja, dan disamarkan sebagai hal biasa.
Yang mengharukan, di tengah kekacauan, manusia tetap menunjukkan keberanian: petugas kereta yang melawan, penumpang tua yang melindungi remaja, dan komunitas yang menolak menyalahkan kelompok tertentu.
Saat ini, seluruh Inggris menunggu hasil penyelidikan lengkap. Namun satu hal pasti: malam Halloween 2025 tidak akan pernah dilupakan—bukan karena kostumnya, tapi karena darah yang tumpah di gerbong kereta.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |