FIFA Salah Data soal Pemain Diaspora, Fakta Skuad Timnas Indonesia U-17 Jelang Piala Dunia 2025 Terungkap
- PSSI
 
Ringkasan Berita:
FIFA salah menginformasikan jumlah pemain diaspora Timnas Indonesia U-17, menyebut lima padahal hanya empat pemain yang berkarier di luar negeri.
Mathew Baker dan Mike Rajasa menjadi dua nama yang paling disorot menjelang Piala Dunia U-17 2025 di Qatar.
Pelatih Nova Arianto memastikan keseimbangan skuad antara pemain lokal dan diaspora sebagai strategi menghadapi lawan berat di Grup H.
Gadget – Menjelang pembukaan Piala Dunia U-17 2025 di Qatar, federasi sepak bola dunia FIFA menyoroti skuad Timnas Indonesia U-17 asuhan Nova Arianto. Dalam laporan resminya, FIFA menyebut ada lima pemain diaspora yang memperkuat skuad Garuda Asia. Namun, informasi itu ternyata tidak sepenuhnya akurat.
Faktanya, hanya empat pemain yang berkarier di luar negeri. Kesalahan data tersebut sontak menarik perhatian publik Indonesia, terutama karena nama-nama yang disebutkan FIFA memang tengah jadi sorotan di kalangan pencinta sepak bola Tanah Air.
Empat Pemain Diaspora, Bukan Lima
Dalam laporan FIFA, disebutkan:
“Dari 21 nama pemain yang dipanggil, lima di antaranya merupakan talenta muda yang berkarier di luar negeri, sementara sisanya berasal dari klub domestik.”
Namun, klarifikasi dari pihak Indonesia menyatakan bahwa jumlah pemain diaspora sebenarnya hanya empat orang. Keempatnya adalah Mathew Baker, Mike Rajasa Hoppenbrouwers, Eizar Tanjung, dan Lucas Lee.
Kehadiran mereka menjadi bukti kuat bahwa PSSI dan Nova Arianto membuka ruang bagi pemain diaspora untuk berkontribusi dalam skuad Garuda Muda. Meski begitu, peran pemain lokal tetap menjadi tulang punggung dalam komposisi 21 pemain yang diberangkatkan ke Qatar.
Profil Mathew Baker dan Pilihan Setia pada Garuda
Salah satu pemain yang mendapat sorotan besar adalah Mathew Baker, bek tengah muda yang kini berkarier di klub Australia, Melbourne City. Ia sudah menjadi bagian penting dari Timnas Indonesia U-17 sejak tampil di Piala AFF U-16 2024.
Baker sebenarnya memiliki peluang untuk memperkuat Timnas Australia U-17, bahkan sempat masuk radar jelang Kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Namun, ia menolak tawaran tersebut dan menegaskan komitmennya untuk membela Merah Putih.
Keputusan itu menuai apresiasi luas, terutama karena Baker baru saja menandatangani kontrak profesional dengan Melbourne City hingga 2028, dengan opsi perpanjangan dua tahun lagi sampai 2030. Kesetiaannya kepada Indonesia dianggap sebagai simbol semangat nasionalisme di tengah tren pemain diaspora yang kini meningkat.
Mike Rajasa, Kiper Keturunan Belanda yang Jadi Andalan Baru
Nama lain yang menarik perhatian adalah Mike Rajasa Hoppenbrouwers, penjaga gawang muda yang berkarier di akademi FC Utrecht di Belanda. Meskipun belum mendapat menit bermain dalam pertandingan uji coba terakhir, Mike disebut sebagai salah satu prospek jangka panjang untuk Timnas Indonesia.
Pelatih Nova Arianto kemungkinan besar akan memberi kesempatan bagi Mike tampil dalam fase grup Piala Dunia U-17 2025, terutama untuk menghadapi jadwal padat dan kondisi cuaca Qatar yang menantang.
Mike dikenal memiliki refleks cepat dan kemampuan distribusi bola yang baik, dua atribut penting untuk gaya permainan modern yang diinginkan Nova Arianto.
Eizar Tanjung dan Lucas Lee: Pilar Masa Depan di Lini Belakang
Dua pemain diaspora lainnya, Eizar Tanjung dan Lucas Lee, juga menjadi bagian penting dari pertahanan Garuda Asia.
Eizar saat ini bermain untuk Sydney FC II di Australia dan sudah tampil tiga kali bersama Timnas U-17 Indonesia. Sementara Lucas Lee, yang tumbuh besar di Amerika Serikat, memperkuat klub Ballistic United dan sudah mencatat dua caps bersama skuad Nova Arianto.
Keduanya dipuji karena adaptasi cepat terhadap gaya permainan Timnas dan komunikasi solid di lini belakang, terutama saat laga uji coba melawan Korea Selatan dan Jepang beberapa waktu lalu.
Komposisi Skuad dan Jadwal Piala Dunia U-17 2025
Timnas Indonesia U-17 tergabung di Grup H bersama Zambia, Brasil, dan Honduras. Turnamen sendiri resmi dimulai pada Senin malam (3/11/2025) waktu Indonesia, sementara Garuda Asia akan menjalani laga pembuka melawan Zambia pada Selasa malam (4/11/2025).
Pelatih Nova Arianto membawa total 21 pemain yang merupakan campuran antara pemain dari klub lokal seperti Borneo FC Youth, Persib Bandung U-17, serta empat pemain diaspora. Komposisi ini disebut mencerminkan keseimbangan antara pengalaman internasional dan perkembangan pemain lokal.
“Fokus kami bukan hanya pada hasil, tapi juga pada perkembangan karakter dan mental pemain muda agar siap menghadapi level dunia,” ujar Nova dalam konferensi pers sebelum keberangkatan tim ke Qatar.
Fokus FIFA pada Indonesia, Bukti Reputasi yang Meningkat
Terlepas dari kekeliruan data, sorotan FIFA terhadap skuad Indonesia menjadi bukti bahwa sepak bola usia muda Indonesia kini mendapat perhatian internasional.
Garuda Asia dianggap sebagai salah satu tim Asia Tenggara dengan pertumbuhan paling pesat, terutama setelah menyingkirkan Korea Selatan di ajang Piala Asia U-17 dan tampil meyakinkan dalam laga-laga persahabatan.
Kombinasi pemain diaspora dan talenta lokal disebut sebagai “formula baru” yang bisa mengubah wajah sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Kekeliruan FIFA dalam menyebut jumlah pemain diaspora Timnas Indonesia U-17 memang kecil, namun menunjukkan besarnya perhatian dunia terhadap kiprah Garuda Asia di Piala Dunia U-17 2025. Dengan komposisi skuad yang solid dan keseimbangan antara pemain lokal dan diaspora, Nova Arianto memiliki peluang besar membawa Indonesia mencetak sejarah di Qatar.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid | 
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA | 
| Google News | Gadget |