Media Vietnam Bongkar Penyebab Pelatih Asing Kabur dari Timnas Indonesia

Media Vietnam Bongkar Penyebab Pelatih Asing Kabur dari Timnas Indonesia
Sumber :
  • PSSI

Fenomena ini bukan tanpa preseden. Di Eropa, federasi seperti FA (Inggris) dan DFB (Jerman) memiliki kode etik ketat terhadap perilaku suporter di dunia maya. Pelanggaran bisa berujung pada sanksi hukum, pemblokiran akun, bahkan larangan datang ke stadion.

Brasil Kokoh di Puncak, Timnas U17 Indonesia Terpuruk di Klasemen Grup H Piala Dunia 2025

Di Indonesia, belum ada mekanisme efektif untuk mengendalikan ujaran kebencian di media sosial yang mengatasnamakan dukungan terhadap Timnas. Ironisnya, justru suara minoritas ekstrem yang paling keras terdengar dan itulah yang membentuk persepsi global.

Padahal, mayoritas suporter Garuda adalah orang-orang yang bersemangat, loyal, dan penuh cinta terhadap tim nasional. Sayangnya, tindakan segelintir orang merusak reputasi seluruh komunitas.

Garuda Muda Dibungkam Brasil 0-4: Timnas U17 Indonesia Masih Tanpa Poin di Piala Dunia

Apa yang Harus Dilakukan? Rekomendasi untuk PSSI dan Suporter

Kampanye Digital Responsibility
PSSI perlu meluncurkan kampanye nasional bersama platform media sosial untuk mendorong dukungan positif dan melawan ujaran kebencian.

FIFA Hukum Thom Haye dan Shayne Pattynama, Dua Bintang Timnas Indonesia Terancam Absen Panjang

Kolaborasi dengan Influencer Sepak Bola
Melibatkan mantan pemain seperti Bambang Pamungkas, Cristian Gonzales, atau Ismed Sofyan sebagai duta sportivitas.

Transparansi Proses Rekrutmen
Memberi edukasi kepada publik bahwa mencari pelatih berkualitas butuh waktu dan tekanan publik justru kontraproduktif.

Sanksi Simbolis untuk Akun Provokatif
Meski sulit diterapkan, PSSI bisa bekerja sama dengan Kominfo untuk memantau akun yang menyebarkan ancaman atau hasutan kekerasan.

Kesimpulan: Sepak Bola Indonesia Butuh Dukungan, Bukan Teror

Indonesia memiliki potensi luar biasa: populasi besar, talenta muda, antusiasme tinggi. Namun, reputasi global adalah aset tak kasat mata yang mudah rusak dan sulit diperbaiki.

Jika suporter ingin Timnas Indonesia dilatih oleh pelatih sekelas Arsène Wenger, Carlo Ancelotti, atau bahkan Mauricio Pochettino, mereka harus menjadi bagian dari solusi bukan masalah.

Seperti kata Erick Thohir: “Indonesia bukanlah negara yang digambarkan oleh segelintir suara di media sosial.” Tugas kita semua PSSI, media, suporter, dan pemerintah adalah membuktikan itu lewat tindakan nyata.

Karena pada akhirnya, kemenangan terbesar bukan hanya di lapangan tapi juga dalam menjaga martabat dan sportivitas bangsa.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget