Waspada! Redenominasi Bisa Bikin Ekonomi Kolaps, Lihat Nasib Zimbabwe & Argentina
- indonesia.go.id
Ironisnya, Zimbabwe baru kembali menciptakan mata uang nasional pada 2019, satu dekade setelah kegagalannya. Dan hingga kini, nilai tukarnya masih sangat tidak stabil.
Pelajaran untuk Indonesia: Redenominasi tidak bisa menggantikan kebijakan fiskal dan moneter yang sehat. Tanpa itu, pemangkasan nol hanyalah "kosmetik" yang berujung pada kehancuran kepercayaan.
Venezuela: Redenominasi Berulang, Tapi Inflasi Tak Pernah Berhenti
Venezuela adalah contoh lain redenominasi yang sia-sia karena akar masalah ekonominya tak pernah diselesaikan.
Sejak 2008, Venezuela telah melakukan setidaknya lima kali redenominasi:
- 2008: Bolívar Fuerte (hapus 3 nol)
- 2018: Bolívar Soberano (hapus 5 nol)
- 2021: Bolívar Digital (hapus 6 nol)
Total: 14 nol telah dipangkas dalam 13 tahun.
Namun, inflasi tetap merajalela. Pada 2024, inflasi tahunan Venezuela masih di atas 50%, dan masyarakat lebih memilih bertransaksi dalam dolar AS atau kripto.
Masalahnya? Krisis ekonomi struktural: produksi minyak anjlok, defisit fiskal kronis, sanksi internasional, dan manajemen keuangan yang buruk. Redenominasi hanya menyembunyikan gejala, bukan menyembuhkan penyakit.
Pelajaran untuk Indonesia: Jika fundamental ekonomi lemah nilai tukar tidak stabil, defisit anggaran besar, atau inflasi tidak terkendali redenominasi justru bisa memicu lonjakan ekspektasi inflasi.
Argentina: Redenominasi yang Tidak Menyelesaikan Masalah Utang
Argentina, meski tidak se-ekstrem Zimbabwe atau Venezuela, juga mengalami redenominasi yang tidak berdampak signifikan.
Peso Argentina telah mengalami beberapa kali restrukturisasi nilai sepanjang sejarah, terutama pasca-krisis 1998–2002. Namun, masalah utang luar negeri, defisit fiskal, dan dualisme nilai tukar (resmi vs pasar gelap) terus menggerogoti stabilitas peso.
Meski redenominasi dilakukan, masyarakat tetap tidak percaya pada peso. Banyak transaksi properti, mobil, bahkan gaji profesional dibayar dalam dolar AS.
Pelajaran untuk Indonesia: Tanpa kepercayaan publik dan stabilitas kebijakan, redenominasi tidak akan mengubah perilaku ekonomi masyarakat.
Kontras: Negara yang Sukses Turki, Brasil, Prancis
Untuk menyeimbangkan, ada pula negara yang sukses:
- Turki (2005–2009): Menghapus 6 nol, ganti TL jadi YTL. Berhasil karena pertumbuhan ekonomi stabil dan komunikasi publik intensif.
- Brasil (1994): Redenominasi jadi bagian dari Plano Real, paket reformasi makroekonomi yang komprehensif.
- Prancis (2002): Redenominasi seiring transisi ke euro dilakukan dalam konteks integrasi Eropa yang terencana.