Perang Gaza Tinggalkan Luka Batin, Puluhan Ribu Tentara Israel Butuh Terapi
- wiki
Data resmi militer Israel yang dirilis pada Oktober lalu semakin menegaskan situasi ini. Selama 18 bulan perang, tercatat 279 percobaan bunuh diri di kalangan tentara. Dari jumlah tersebut, 36 kasus berujung pada kematian. Angka ini menjadi sinyal keras bahwa konflik berkepanjangan membawa konsekuensi serius bagi kesehatan mental personel militer.
Lebih jauh, para pengamat menilai bahwa faktor usia turut memperburuk situasi. Banyak tentara yang terlibat langsung dalam pertempuran masih berusia sangat muda. Sebelumnya, data menunjukkan bahwa hampir setengah dari tentara Israel yang tewas dalam perang Gaza berusia di bawah 21 tahun. Usia yang relatif muda membuat mereka lebih rentan terhadap trauma psikologis akibat paparan kekerasan ekstrem dan kehilangan rekan sesama prajurit.
Sementara itu, pemerintah Israel berupaya meningkatkan kapasitas layanan rehabilitasi mental. Namun, tantangan yang dihadapi tidak ringan. Selain keterbatasan tenaga profesional, stigma terhadap gangguan kejiwaan di lingkungan militer juga masih menjadi hambatan. Banyak tentara yang enggan mencari bantuan karena khawatir dianggap lemah atau tidak layak bertugas.
Jika kondisi ini terus berlanjut, para ahli memperingatkan bahwa dampak jangka panjangnya bisa jauh lebih luas. Gangguan psikologis yang tidak tertangani dengan baik berpotensi memengaruhi stabilitas sosial, produktivitas, serta keamanan nasional. Oleh karena itu, peningkatan layanan kesehatan mental dan dukungan psikologis bagi tentara dinilai menjadi kebutuhan mendesak.
Perang Gaza memang belum sepenuhnya usai, namun krisis kejiwaan yang ditinggalkannya sudah menjadi kenyataan. Di balik seragam militer dan senjata, ribuan tentara Israel kini berjuang menghadapi luka batin yang tak kalah berat dibanding medan perang itu sendiri.