Perang di Ambang Pintu? Netanyahu Ancam Iran dengan Balasan Mematikan
- ALEX KOLOMOISKY/AFP
- Peningkatan kesiagaan Angkatan Udara Israel
- Aktivasi sistem pertahanan rudal seperti Iron Dome dan David’s Sling
- Koordinasi intelijen real-time dengan AS dan sekutu regional
Lebih jauh, sumber intelijen Israel mengklaim bahwa latihan rudal Iran bisa menjadi bagian dari persiapan untuk serangan balasan atas serangan Israel pada Juni 2025, yang berhasil melemahkan sistem pertahanan udara Iran dan membunuh sejumlah komandan militer senior.
Saat itu, Iran hampir sepenuhnya mengandalkan serangan rudal jarak jauh, karena sistem pertahanannya lumpuh. Kini, Teheran tampaknya ingin menunjukkan bahwa ia telah pulih dan siap membalas.
Netanyahu Akan Temui Trump: Minta Dukungan AS Lawan Iran
Dalam upaya memperkuat posisi diplomatik dan militer, Netanyahu mengumumkan rencana untuk bertemu mantan Presiden AS Donald Trump pada 29 Desember 2025 di resor Mar-a-Lago, Florida.
Dalam pertemuan tersebut, Netanyahu berencana membahas dua isu utama:
- Aktivitas nuklir Iran yang terus mengkhawatirkan komunitas internasional
- Ancaman regional yang lebih luas, termasuk peran Iran di Yaman, Suriah, Irak, dan Lebanon melalui proksi seperti Houthi dan Hezbollah
Netanyahu secara terbuka menyatakan harapannya agar kebijakan AS terhadap Iran tidak berubah, terutama di bawah kemungkinan kembalinya Trump ke Gedung Putih pada 2026. Ia menilai Trump sebagai sekutu terkuat Israel dalam menghadapi “rezim ekspansionis” Teheran.
Sebelumnya, Netanyahu juga sempat mengusulkan agar AS ikut serta dalam serangan militer langsung ke fasilitas nuklir Iran langkah yang ditolak pemerintahan Biden, tetapi mungkin mendapat telinga terbuka dari Trump.
Respons AS: Belum Ada Tanda Serangan Iran Akan Terjadi
Meski Israel khawatir, pejabat AS menyatakan belum melihat indikasi nyata bahwa Iran akan melancarkan serangan segera. Menurut sumber di Pentagon, latihan rudal memang intensif, tetapi tidak diikuti oleh pergerakan pasukan besar atau penempatan rudal di lokasi ofensif.
Namun, AS tetap mengawasi situasi dengan ketat. Washington telah meminta Israel untuk tidak merespons secara provokatif, demi menghindari spiral eskalasi yang bisa memicu perang regional.
Perbedaan pendekatan ini mencerminkan ketegangan halus dalam aliansi Israel-AS: Israel ingin bertindak cepat dan tegas, sementara AS lebih berhati-hati demi menjaga stabilitas global.