10 Tantangan Motor Listrik di Indonesia, Nomor 6 Masih Jadi Ketakutan Banyak Orang

Polytron Fox R
Sumber :
  • polytron

Motor listrik kini menjadi perbincangan hangat di tengah tren kendaraan ramah lingkungan. Pemerintah pun gencar mendorong penggunaannya lewat berbagai insentif. Namun, di balik semua kelebihannya, masih banyak masyarakat yang ragu untuk beralih dari motor bensin. Berikut ini adalah beberapa kekurangan motor listrik yang kerap menjadi alasan utama mengapa sebagian orang masih enggan beralih.

Tips Praktis Merawat Minyak Rem agar Mobil Tetap Aman di Jalan

1. Jarak Tempuh yang Terbatas

Salah satu kekhawatiran terbesar pengguna motor listrik adalah jarak tempuh yang terbatas. Rata-rata motor listrik di Indonesia hanya mampu menempuh jarak 50 hingga 120 kilometer dalam sekali pengisian penuh. Angka ini sangat bergantung pada kapasitas baterai, kondisi jalan, serta gaya berkendara.
Bagi pengguna yang sering melakukan perjalanan jauh atau bekerja di lapangan, hal ini tentu terasa kurang praktis. Dibandingkan dengan motor bensin yang bisa menempuh ratusan kilometer hanya dengan satu kali isi bensin, jarak tempuh motor listrik masih dianggap kurang memadai.

China Kuasai Pasar! 5 Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia 2025, BYD dan Wuling Saingi Ketat

2. Waktu Pengisian Baterai yang Lama

Kelemahan lain yang sering dikeluhkan adalah lamanya waktu pengisian baterai. Jika mengisi bensin hanya butuh beberapa menit, maka motor listrik bisa memakan waktu 3 hingga 6 jam untuk pengisian penuh, bahkan lebih jika menggunakan charger biasa.
Meskipun kini sudah mulai muncul fasilitas battery swap atau penukaran baterai cepat, namun jumlahnya masih sangat terbatas dan belum tersedia merata di seluruh wilayah Indonesia. Kondisi ini membuat pengguna merasa khawatir kehabisan daya saat perjalanan panjang.

Tips Praktis Jaga Motor Listrik Tetap Aman dari Banjir

3. Harga Awal Masih Relatif Mahal

Secara umum, harga motor listrik masih lebih tinggi dibanding motor bensin dengan spesifikasi serupa. Meskipun biaya operasionalnya lebih murah dalam jangka panjang, harga awal yang cukup tinggi membuat banyak calon pembeli berpikir dua kali.
Konsumen di Indonesia masih cenderung mempertimbangkan harga beli ketimbang efisiensi jangka panjang, apalagi dengan banyaknya pilihan motor bensin yang lebih terjangkau.

4. Akses Servis dan Suku Cadang Terbatas

Kekurangan berikutnya terletak pada akses layanan purna jual. Bengkel khusus motor listrik belum banyak tersedia, dan mekanik terlatih di bidang ini pun masih terbatas. Selain itu, suku cadang motor listrik kadang harus dipesan langsung dari pabrikan, yang tentu memakan waktu dan biaya tambahan.
Kondisi ini membuat sebagian pengguna ragu karena takut kesulitan saat motor mengalami kerusakan.

Halaman Selanjutnya
img_title