Era Digital Picu Mata Lelah & Minus di Usia Muda. Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat!
- Canva
Keluhan mata lelah mungkin terdengar sepele, tetapi ini adalah sinyal peringatan dari tubuh. Jika diabaikan, risiko terjadinya mata minus di usia muda akan semakin besar.
Bagaimana Proses Terjadinya Mata Minus?
Ketika mata terus-menerus dipaksa fokus pada jarak dekat, bola mata dapat mengalami perubahan bentuk. Secara spesifik, bola mata bisa menjadi sedikit lebih panjang dari kondisi normal. Perubahan bentuk ini menyebabkan cahaya yang masuk ke mata tidak lagi jatuh tepat di retina, melainkan di depannya. Akibatnya, objek yang berada di kejauhan akan terlihat buram. Inilah yang kita kenal sebagai mata minus atau miopia.
Pada usia muda, bola mata masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga lebih rentan mengalami perubahan bentuk akibat kebiasaan buruk. Inilah sebabnya, peningkatan kasus miopia pada anak-anak dan remaja melonjak drastis dalam satu dekade terakhir, seiring dengan masifnya penggunaan gawai di era digital.
Kenali Gejala Awalnya
Sebagai orang tua, penting untuk peka terhadap gejala yang mungkin ditunjukkan anak. Beberapa tanda awal yang perlu diwaspadai antara lain:
Sering mengucek mata.
-
Menyipitkan mata saat melihat objek jauh, seperti papan tulis atau televisi.
Mengeluh sakit kepala atau pusing setelah menggunakan gawai.
Mata terlihat merah dan berair.
Menurunnya prestasi akademik karena kesulitan melihat tulisan di kelas.