Pemadaman Massal di Eropa: Cuaca Ekstrem Sebabkan Kekacauan Sistem Kelistrikan
- Pixabay
Gadget – Sebuah insiden mengejutkan datang dari Eropa, yang menggegerkan publik internasional pada 28 April lalu. Beberapa negara Eropa, terutama Spanyol, Portugal, dan wilayah selatan Prancis, dilanda pemadaman listrik massal yang mengakibatkan “kiamat mini”. Pemadaman ini berdampak besar pada infrastruktur vital, mulai dari sistem transportasi hingga rumah sakit yang lumpuh.
Berbagai laporan dari media internasional, seperti CNN dan The Guardian, menyebutkan bahwa pemadaman ini hampir menyerupai bencana besar, dengan warga yang terjebak di lift dan aktivitas di kantor serta rumah sakit terganggu total. Bagaimana fenomena ini bisa terjadi di negara-negara dengan infrastruktur maju? Apakah serangan siber menjadi penyebabnya? Berikut rangkuman penyebab dan dampak dari peristiwa ini.
Fenomena Pemadaman Listrik di Eropa: "Osilasi Kuat" atau Serangan Siber?
Sejumlah spekulasi menyebutkan bahwa pemadaman massal ini dapat disebabkan oleh serangan siber, tetapi penjelasan resmi dari pihak berwenang menyoroti alasan lain. Perdana Menteri Pedro Sánchez dari Spanyol menjelaskan bahwa "osilasi kuat" akibat perubahan suhu ekstrem di pedalaman Spanyol menjadi penyebab utama terjadinya gangguan pada sistem kelistrikan.
Perusahaan REN, penyedia layanan listrik di Portugal, juga mengonfirmasi bahwa osilasi kuat tersebut disebabkan oleh fluktuasi suhu ekstrem yang memengaruhi pembangkit listrik di wilayah tersebut. Perubahan suhu yang tiba-tiba mengganggu kestabilan jaringan listrik yang terhubung antar negara Eropa.
Penyebab Utama Pemadaman: Ketergantungan pada Energi Terbarukan
Mengapa cuaca ekstrem dapat menyebabkan gangguan yang sebesar ini? Georg Zachmann, peneliti senior di lembaga riset Bruegel, menjelaskan bahwa pemutusan daya secara berjenjang terjadi karena frekuensi listrik turun di bawah standar Eropa, yaitu 50 Hz. Sistem kelistrikan Eropa dirancang untuk mematikan pembangkit listrik secara otomatis jika frekuensi tidak stabil, bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Namun, sistem ini justru memicu efek domino di negara-negara tetangga yang bergantung pada jaringan yang terhubung.