Hubungan Antara Kemarahan dan Hipertensi: Fakta atau Mitos?
- Alodokter
Ketika seseorang marah, tubuhnya mengalami respons "lawan atau lari" yang melibatkan pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini meningkatkan detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah sementara. Jika kondisi ini terjadi secara berulang, dapat menyebabkan kerusakan pada dinding arteri dan meningkatkan risiko hipertensi.
Menahan Marah dan Tekanan Darah
Menariknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa menahan amarah juga dapat berdampak negatif pada tekanan darah. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Psychosomatic Medicine menemukan bahwa pria yang menahan amarah memiliki risiko lebih tinggi mengalami tekanan darah tinggi. Namun, hubungan ini belum terlihat pada wanita, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanismenya.
Manajemen Stres untuk Kesehatan Jantung
Mengelola stres dan emosi negatif penting untuk menjaga kesehatan jantung. Beberapa strategi yang dapat membantu meliputi:
- Menyesuaikan Jadwal: Mengurangi beban kerja dan meminta bantuan orang lain jika diperlukan.
- Latihan Pernapasan: Menarik napas dalam-dalam dan perlahan dapat membantu merilekskan tubuh.
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik dapat meredakan stres dan meningkatkan kesehatan jantung.
- Yoga dan Meditasi: Praktik ini membantu menenangkan pikiran dan tubuh.
- Tidur yang Cukup: Kurang tidur dapat memperburuk stres dan tekanan darah.
- Mengubah Perspektif: Menerima perasaan terhadap situasi dan mencari solusi yang konstruktif.