10 Jurus Perlawanan Hamas yang Merepotkan Militer Israel di Gaza
- military
Taktik ini menunjukkan bahwa Hamas tidak hanya mengandalkan senjata klasik, tetapi juga mulai beradaptasi dengan perang modern.
6. Serangan Kilat dan Penyergapan
Dengan gaya perang gerilya, Hamas sering meluncurkan serangan mendadak ke konvoi atau pos militer IDF.
Mereka menggunakan IED (bom rakitan) dan menyergap dari balik bangunan, lalu segera menghilang. Strategi ini efektif dalam menciptakan kerusakan maksimal dengan pasukan minimal.
7. Rudal Jarak Jauh
Kini Hamas diketahui memiliki rudal jarak jauh yang bisa mencapai Tel Aviv hingga Yerusalem. Hal ini membuat Israel harus memperluas sistem pertahanannya.
Serangan roket semacam ini juga menjadi simbol kekuatan strategis Hamas, bahwa mereka mampu menyentuh jantung Israel meskipun berada di bawah blokade.
8. Senjata Anti-Tank dan Sniper
Selain rudal, Hamas juga menggunakan senjata anti-tank seperti Kornet yang mampu menghancurkan kendaraan tempur Israel.
Di sisi lain, penembak jitu atau sniper Hamas kerap menyerang dari jarak jauh, menjadi ancaman serius bagi pasukan IDF yang melakukan operasi darat.
9. Ketahanan Moral Warga Gaza
Menariknya, Hamas tidak hanya fokus pada serangan fisik. Mereka juga memainkan perang psikologis, menjaga semangat dan moral warga Gaza.
Narasi bahwa “semua warga adalah bagian dari perlawanan” menjadi senjata kuat untuk mempertahankan dukungan publik dan loyalitas di tengah penderitaan.
10. Mobilisasi Cepat dan Perang Gerilya
Terakhir, Hamas sangat lihai dalam memobilisasi pasukan secara cepat. Dalam hitungan menit, mereka bisa berpindah dari satu titik ke titik lain, lalu melakukan penyerangan atau penyergapan.
Dengan memanfaatkan jalan-jalan sempit dan gang-gang kota, mereka bisa menghindari deteksi drone dan menyulitkan IDF dalam melacak pergerakan mereka.
Dari serangan bawah tanah hingga propaganda digital, Hamas menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sekadar kelompok milisi, melainkan entitas yang menguasai medan perang dengan cara yang unik dan efektif.
Meskipun tak punya kekuatan militer besar seperti Israel, strategi-strategi ini terbukti membuat IDF terus berada dalam tekanan, dan mengubah Gaza menjadi salah satu medan konflik paling kompleks di dunia.