Gejolak Baru: Rudal Iran Didukung China Bisa Ubah Peta Kekuatan di Timur Tengah

Kehebatan Rudal Canggih China
Sumber :
  • wiki

Ketegangan di Timur Tengah kembali mencuat, terutama setelah Iran terus memperkuat sistem persenjataannya dengan bantuan teknologi dan material dari Tiongkok. Kerja sama ini bukan hanya soal perdagangan, melainkan juga strategi geopolitik yang berpotensi mengubah peta kekuatan militer di kawasan. Sejumlah laporan mengungkapkan, dukungan Tiongkok hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari bahan baku penting rudal, kemungkinan transfer sistem pertahanan udara, hingga inspirasi teknologi yang diadaptasi oleh Iran dalam pengembangan rudal-rudal modernnya.

Konflik Gaza Panas Lagi! Israel Bombardir Rafah, AS Masih Bicara Soal Damai?

Bahan Bakar Rudal dari Tiongkok

Langkah pertama yang paling krusial adalah pasokan bahan bakar padat untuk rudal balistik. Iran dikabarkan telah memesan ribuan ton ammonium perchlorate dari Tiongkok. Bahan kimia ini sangat vital karena menjadi komponen utama pendorong rudal berbahan bakar padat. Dengan pasokan sebesar itu, potensi produksi rudal Iran bisa mencapai hingga 800 unit.

Rusia Pamer Rudal Nuklir Abadi! Burevestnik Diklaim Bisa Terbang Keliling Bumi Tanpa Terlacak!

Tak hanya itu, sebelumnya dua kapal bernama Golbon dan Jairan berhasil membawa lebih dari 1.000 ton sodium perchlorate dari Tiongkok ke Iran. Material ini kemudian digunakan untuk memperkuat lini produksi rudal jarak menengah. Fakta ini memperlihatkan bagaimana suplai dari Tiongkok mampu menopang kemampuan ofensif Iran dalam skala besar.

Dugaan Transfer Sistem Pertahanan Udara HQ-9B

Putin Gegerkan Dunia! Rusia Sukses Uji Coba Rudal Nuklir Burevestnik yang Tak Terkalahkan oleh NATO

Selain pasokan bahan bakar, isu lain yang menarik perhatian adalah kemungkinan transfer sistem pertahanan udara HQ-9B. Beberapa laporan menyebutkan bahwa setelah gencatan senjata dengan Israel, Iran menerima sistem canggih ini dari Tiongkok melalui kesepakatan barter minyak.

HQ-9B sendiri dikenal sebagai salah satu sistem pertahanan udara modern dengan kemampuan mencegat pesawat tempur maupun rudal balistik. Jika benar-benar dimiliki Iran, maka hal ini akan menambah lapisan perlindungan terhadap infrastruktur strategis di negara tersebut. Namun, kabar ini belum mendapatkan konfirmasi resmi, bahkan pihak Tiongkok sendiri membantah tuduhan tersebut. Perdebatan ini menambah kompleksitas hubungan kedua negara di mata dunia.

Qassem Bassir, Rudal Buatan Lokal dengan Teknologi Tinggi

Iran juga tidak hanya bergantung pada impor. Mereka berupaya mengembangkan teknologi mandiri yang semakin canggih. Salah satu hasilnya adalah rudal balistik jarak menengah bernama Qassem Bassir.

Rudal ini memiliki jangkauan sekitar 1.200 kilometer, menggunakan propulsi bahan bakar padat dua tahap, serta dilengkapi sistem pemandu gabungan. Teknologi navigasi inersia yang dipadukan dengan pencari terminal elektro-optik maupun infra merah membuat rudal ini lebih presisi. Tidak hanya itu, Qassem Bassir dirancang agar mampu menembus sistem pertahanan anti-rudal modern yang selama ini menjadi andalan lawan. Kehadiran rudal ini menunjukkan ambisi Iran untuk lepas dari ketergantungan penuh terhadap pasokan asing.

Rudal Anti-Kapal Ra’ad, Warisan Teknologi Silkworm

Di sisi lain, Iran juga memperkuat kemampuan pertahanan maritim dengan rudal anti-kapal bernama Ra’ad. Senjata ini sebenarnya merupakan hasil pengembangan dari rudal Silkworm buatan Tiongkok, tetapi dimodifikasi agar lebih sesuai dengan kebutuhan Iran.

Rudal Ra’ad mampu menjangkau target hingga 360 kilometer, dengan kecepatan subsonik di kisaran Mach 0,8 hingga 1,0. Dilengkapi hulu ledak berdaya ledak besar, rudal ini bisa diluncurkan dari darat maupun laut. Dengan kombinasi tersebut, Iran memiliki opsi lebih luas untuk menghadapi kapal-kapal musuh, termasuk armada perang Israel yang sering beroperasi di kawasan.

Haj Qassem, Rudal Balistik dengan Navigasi Mutakhir

Perkembangan terbaru yang mencuri perhatian adalah munculnya rudal balistik Haj Qassem. Nama rudal ini diambil dari Jenderal Qassem Soleimani yang tewas akibat serangan Amerika Serikat pada 2020.

Haj Qassem diklaim memiliki teknologi navigasi canggih sehingga mampu menghindari sistem pertahanan udara mutakhir, termasuk Iron Dome milik Israel maupun THAAD yang digunakan Amerika. Rudal ini bahkan telah digunakan Iran dalam serangan ke wilayah Israel. Fakta ini menunjukkan betapa seriusnya Iran meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh dengan akurasi tinggi.

Apa Makna Strategis dari Semua Ini?

Jika ditarik kesimpulan, dukungan Tiongkok terhadap Iran telah memberikan dampak besar. Pasokan bahan bakar rudal memungkinkan Iran memperbanyak stok persenjataan balistik. Kemungkinan adanya sistem pertahanan HQ-9B, meski masih diperdebatkan, turut memperkuat lapisan perlindungan udara. Sementara itu, pengembangan mandiri seperti Qassem Bassir maupun Haj Qassem membuktikan bahwa Iran semakin percaya diri dalam teknologi rudalnya.

Bagi Israel, semua perkembangan ini jelas menjadi ancaman. Apalagi dengan adanya rudal yang dirancang khusus untuk mengatasi sistem pertahanan mereka. Bagi Tiongkok, kerja sama ini tidak hanya soal ekonomi, melainkan juga cara untuk memperluas pengaruh di Timur Tengah.

Penjabaran Ringkasan

Daripada berbentuk tabel, mari kita jabarkan isi ringkasan tersebut secara naratif. Pertama, dari sisi bahan bakar rudal, Tiongkok telah menyuplai ammonium dan sodium perchlorate yang memungkinkan Iran memproduksi hingga ratusan bahkan 800 rudal. Kedua, ada isu mengenai transfer sistem pertahanan HQ-9B, meski kebenarannya masih diperdebatkan. Ketiga, Iran sendiri telah menciptakan rudal Qassem Bassir dengan jangkauan 1.200 kilometer dan teknologi pemandu modern. Keempat, di sektor maritim, Iran memiliki rudal anti-kapal Ra’ad, hasil modifikasi dari Silkworm Tiongkok. Terakhir, rudal balistik Haj Qassem hadir sebagai senjata yang dirancang mampu menghindari sistem pertahanan canggih seperti Iron Dome.

Melihat perkembangan ini, jelas bahwa Iran tidak lagi hanya menjadi konsumen teknologi militer, tetapi juga produsen yang mulai mandiri. Dengan dukungan Tiongkok, baik secara langsung maupun melalui inspirasi teknologi, kemampuan militer Iran kini berada pada level yang semakin menantang bagi lawan-lawannya. Situasi ini tentu akan memengaruhi dinamika keamanan regional, terutama dalam menghadapi Israel yang selama ini menjadi rival utama Iran.