Trump Ultimatum Putin: “Hentikan Perang, atau Rudal Tomahawk Terbang ke Moskow!
- Rusia
Meski begitu, Zelenskyy berusaha meredakan kekhawatiran dunia. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa Ukraina tidak berniat menggunakan rudal Tomahawk untuk menyerang warga sipil Rusia. “Kami tidak pernah menyerang warga sipil mereka. Itu perbedaan besar antara Ukraina dan Rusia,” ucap Zelenskyy. Ia menambahkan, rudal jarak jauh tersebut hanya akan digunakan untuk target militer, terutama yang berkaitan dengan sistem pertahanan dan logistik Rusia.
Pernyataan itu tampaknya juga dimaksudkan untuk menenangkan NATO dan Uni Eropa yang khawatir langkah Ukraina dapat memicu perang besar di kawasan Eropa Timur. Beberapa negara anggota NATO bahkan dilaporkan sedang menimbang posisi mereka jika AS benar-benar menyalurkan rudal tersebut.
Dari sisi politik domestik, ancaman Trump ini juga menjadi sinyal kuat terhadap kebijakan luar negeri AS yang lebih tegas di bawah kepemimpinannya. Setelah kembali menjabat, Trump berulang kali menekankan bahwa Amerika tidak akan berdiam diri melihat Rusia terus memperluas pengaruh militernya. Langkah ini sekaligus menunjukkan bahwa Washington siap memainkan peran aktif dalam menentukan arah perdamaian global.
Namun, analis internasional menilai langkah ini memiliki risiko besar. Beberapa pakar hubungan internasional memperingatkan bahwa pemberian rudal Tomahawk kepada Ukraina bisa menjadi pemicu konfrontasi langsung antara dua kekuatan nuklir dunia. Jika itu terjadi, dampaknya tidak hanya dirasakan di medan perang Ukraina, tetapi juga di panggung global.
Sementara itu, dari Moskow, Putin merespons dengan nada tegas. Ia menyebut ancaman Trump sebagai “retorika berbahaya” dan memperingatkan bahwa Rusia akan memperkuat sistem pertahanan udara secara besar-besaran jika Ukraina benar-benar menerima rudal tersebut. Menurut Putin, Rusia tidak akan tinggal diam terhadap setiap ancaman terhadap kedaulatannya.
“Jika Tomahawk dikirim ke Ukraina, kami akan memperluas jangkauan sistem anti-udara dan meningkatkan kesiapan nuklir strategis kami,” kata Putin dalam pernyataan resminya. Ia juga menuding Amerika Serikat berusaha “mengipasi api perang” alih-alih membantu proses perdamaian.
Situasi ini memperlihatkan bahwa ketegangan global kini berada di titik kritis. Satu langkah salah dari pihak mana pun bisa mengubah konflik terbatas menjadi perang skala penuh. Negara-negara Eropa kini menyerukan diplomasi intensif agar kedua pihak menahan diri dan kembali ke meja perundingan.