Trump Ultimatum Putin: “Hentikan Perang, atau Rudal Tomahawk Terbang ke Moskow!

Rusia Pamer Kekuatan
Sumber :
  • Rusia

Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat, Rusia, dan Ukraina kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump melontarkan ancaman terbuka terhadap Moskow. Dalam pernyataannya, Trump menegaskan akan mengirimkan rudal jelajah jarak jauh Tomahawk ke Ukraina jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak segera menghentikan perang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Eropa Timur.

Putin Gegerkan Dunia! Rusia Sukses Uji Coba Rudal Nuklir Burevestnik yang Tak Terkalahkan oleh NATO

Ancaman itu disampaikan Trump usai melakukan pembicaraan langsung melalui sambungan telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Dalam percakapan tersebut, keduanya dikabarkan membahas langkah strategis untuk memperkuat pertahanan Ukraina sekaligus menekan Rusia agar menghentikan agresinya.

Trump menegaskan, keputusan ini bukan sekadar gertakan politik. Ia menilai Rusia telah melewati batas kesabaran dunia internasional. “Ya, saya mungkin akan memberitahu Putin, jika perang tidak diselesaikan, kami mungkin akan melakukannya. Apakah mereka ingin Tomahawk menuju ke arah mereka? Saya rasa tidak,” ujar Trump dalam wawancara dengan BBC pada Senin, 13 Oktober 2025.

Guncang Israel! Inilah Deretan Senjata Canggih Rusia yang Kini Dipegang Iran

Pernyataan itu sontak mengguncang panggung politik global. Kremlin segera bereaksi keras. Pemerintah Rusia memperingatkan bahwa pengiriman rudal Tomahawk ke Ukraina akan dianggap sebagai tindakan provokatif langsung dari Amerika Serikat terhadap Rusia. Bahkan, beberapa pejabat Rusia menyebut langkah itu dapat memicu “eskalasi militer yang tidak dapat diprediksi.”

Namun, Trump tetap bergeming. Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan menjual langsung rudal tersebut kepada Ukraina. Sebaliknya, Washington akan menyediakan rudal itu kepada NATO, yang kemudian bisa menawarkannya kepada Kyiv. Langkah ini dinilai sebagai strategi politik cerdas untuk menghindari tuduhan keterlibatan langsung AS dalam konflik bersenjata.

Putin Disebut Ingin Damai, Tapi Zelenskyy Bongkar Fakta Mengejutkan di Depan Trump!

Rudal Tomahawk sendiri merupakan salah satu senjata paling mematikan dalam arsenal militer Amerika Serikat. Dengan jangkauan hingga 2.500 kilometer, rudal ini mampu menjangkau target di jantung Rusia, termasuk Moskow. Didesain untuk serangan presisi tinggi, Tomahawk telah digunakan dalam berbagai operasi militer AS di Timur Tengah, termasuk di Irak, Suriah, dan Libya.

Dari sisi teknis, rudal ini dilengkapi sistem pemandu GPS dan terbang rendah untuk menghindari radar musuh. Kecepatan dan presisi tinggi menjadikannya senjata strategis yang mampu menghancurkan fasilitas militer dengan kerusakan minimal terhadap area sekitar. Itulah mengapa, pemberian rudal ini kepada Ukraina dianggap game changer dalam konflik Rusia-Ukraina yang kini memasuki fase baru.

Meski begitu, Zelenskyy berusaha meredakan kekhawatiran dunia. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa Ukraina tidak berniat menggunakan rudal Tomahawk untuk menyerang warga sipil Rusia. “Kami tidak pernah menyerang warga sipil mereka. Itu perbedaan besar antara Ukraina dan Rusia,” ucap Zelenskyy. Ia menambahkan, rudal jarak jauh tersebut hanya akan digunakan untuk target militer, terutama yang berkaitan dengan sistem pertahanan dan logistik Rusia.

Pernyataan itu tampaknya juga dimaksudkan untuk menenangkan NATO dan Uni Eropa yang khawatir langkah Ukraina dapat memicu perang besar di kawasan Eropa Timur. Beberapa negara anggota NATO bahkan dilaporkan sedang menimbang posisi mereka jika AS benar-benar menyalurkan rudal tersebut.

Dari sisi politik domestik, ancaman Trump ini juga menjadi sinyal kuat terhadap kebijakan luar negeri AS yang lebih tegas di bawah kepemimpinannya. Setelah kembali menjabat, Trump berulang kali menekankan bahwa Amerika tidak akan berdiam diri melihat Rusia terus memperluas pengaruh militernya. Langkah ini sekaligus menunjukkan bahwa Washington siap memainkan peran aktif dalam menentukan arah perdamaian global.

Namun, analis internasional menilai langkah ini memiliki risiko besar. Beberapa pakar hubungan internasional memperingatkan bahwa pemberian rudal Tomahawk kepada Ukraina bisa menjadi pemicu konfrontasi langsung antara dua kekuatan nuklir dunia. Jika itu terjadi, dampaknya tidak hanya dirasakan di medan perang Ukraina, tetapi juga di panggung global.

Sementara itu, dari Moskow, Putin merespons dengan nada tegas. Ia menyebut ancaman Trump sebagai “retorika berbahaya” dan memperingatkan bahwa Rusia akan memperkuat sistem pertahanan udara secara besar-besaran jika Ukraina benar-benar menerima rudal tersebut. Menurut Putin, Rusia tidak akan tinggal diam terhadap setiap ancaman terhadap kedaulatannya.

“Jika Tomahawk dikirim ke Ukraina, kami akan memperluas jangkauan sistem anti-udara dan meningkatkan kesiapan nuklir strategis kami,” kata Putin dalam pernyataan resminya. Ia juga menuding Amerika Serikat berusaha “mengipasi api perang” alih-alih membantu proses perdamaian.

Situasi ini memperlihatkan bahwa ketegangan global kini berada di titik kritis. Satu langkah salah dari pihak mana pun bisa mengubah konflik terbatas menjadi perang skala penuh. Negara-negara Eropa kini menyerukan diplomasi intensif agar kedua pihak menahan diri dan kembali ke meja perundingan.

Namun, bagi Trump, ancaman ini tampaknya bukan sekadar permainan diplomatik. Ia ingin menunjukkan bahwa Amerika masih menjadi kekuatan dominan yang mampu menekan Rusia, baik secara militer maupun politik. Sikap keras Trump ini juga bisa dibaca sebagai upaya untuk memperkuat posisinya di dalam negeri, terutama menjelang pemilu presiden berikutnya, dengan menampilkan dirinya sebagai pemimpin kuat yang tak ragu menghadapi musuh-musuh Amerika.

Sementara itu, Ukraina terus berharap dukungan internasional tetap mengalir. Dengan bantuan senjata canggih seperti Tomahawk, Kyiv berharap dapat memperkuat pertahanannya dan menekan pasukan Rusia keluar dari wilayah yang masih diduduki.

Namun, pertanyaannya kini adalah: apakah langkah ini akan membawa kedamaian, atau justru membuka babak baru dari konflik berkepanjangan antara Barat dan Timur? Dunia menunggu, sementara bayang-bayang rudal Tomahawk kini menjadi simbol dari ancaman sekaligus harapan di langit Ukraina.