Sering Masuk Angin Saat Hujan? Ini 6 Minuman Penghangat Alami yang Bikin Badan Nyaman!
- Halodoc
Gadget – Musim hujan telah tiba. Di berbagai wilayah Indonesia, hujan turun hampir setiap hari, disertai angin kencang dan suhu udara yang terasa lebih dingin dari biasanya. Kondisi ini tak hanya membuat tubuh menggigil, tetapi juga meningkatkan risiko terserang penyakit seperti flu, pilek, demam, hingga masuk angin—terutama jika daya tahan tubuh sedang menurun.
Salah satu cara paling sederhana namun efektif untuk menjaga kehangatan tubuh sekaligus memperkuat imunitas adalah dengan mengonsumsi minuman hangat berbahan alami. Di Indonesia, warisan kuliner tradisional menyediakan beragam minuman herbal yang tidak hanya nikmat, tetapi juga sarat manfaat kesehatan.
Berikut enam minuman penghangat khas Nusantara yang wajib Anda coba saat musim hujan tiba—dijamin hangat, sehat, dan bikin badan bugar!
1. Wedang Ronde: Hangat Jahe dengan Sensasi Kenyal yang Menggoda
Wedang ronde adalah minuman tradisional Jawa yang populer di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Terdiri dari bola-bola sagu kenyal berisi kacang tanah, disajikan dalam kuah jahe panas yang manis dan harum.
Yang membuat wedang ronde istimewa bukan hanya teksturnya yang unik, tapi juga khasiatnya. Jahe, bahan utama kuahnya, kaya akan gingerol—senyawa aktif yang bersifat anti-inflamasi dan antiseptik alami. Jahe juga mengandung vitamin C dan magnesium yang membantu meningkatkan sistem imun, sehingga tubuh lebih tangguh melawan virus penyebab flu.
Minum secangkir wedang ronde di malam hujan bukan hanya soal kenyamanan—tapi juga investasi kesehatan jangka pendek yang murah dan alami.
2. Wedang Uwuh: “Sampah” yang Menyehatkan dari Yogyakarta
Namanya mungkin terdengar aneh—uwuh dalam bahasa Jawa berarti “sampah”. Tapi jangan salah, wedang uwuh adalah minuman herbal premium yang berasal dari Keraton Yogyakarta. Minuman ini terbuat dari campuran kayu secang, jahe, cengkeh, kapulaga, daun cengkeh, dan gula batu, yang direbus hingga menghasilkan air berwarna merah alami.
Warna khas itu berasal dari kayu secang, yang mengandung flavonoid dan saponin—dua senyawa yang terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan respons imun tubuh dan melawan infeksi bakteri. Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak secang efektif melawan Salmonella typhi (penyebab tifus) dan E. coli.
Di musim hujan, saat risiko kontaminasi air dan makanan meningkat, wedang uwuh bisa jadi pelindung alami bagi sistem pencernaan Anda.
3. Bir Pletok: Minuman Betawi Tanpa Alkohol yang Penuh Rempah
Jangan tertipu namanya—bir pletok sama sekali tidak mengandung alkohol. Ini adalah minuman tradisional khas Betawi yang terbuat dari rebusan rempah-rempah seperti jahe, cengkeh, kayu manis, biji pala, lada, serai, daun pandan, dan gula merah.
Aroma harum dan rasa hangatnya langsung terasa sejak tegukan pertama. Cengkeh, salah satu bahan utamanya, mengandung eugenol—antioksidan kuat yang tidak hanya melawan radikal bebas, tetapi juga bersifat antibakteri dan antijamur. Ini membuat bir pletok sangat efektif mencegah infeksi saluran pencernaan yang kerap muncul saat musim hujan.
Minuman ini juga kerap disajikan dalam acara adat Betawi, seperti pernikahan atau sunatan, sebagai simbol kehangatan dan kebersamaan.
4. Bir Kotjok: Rahasia Hangat dari Bogor yang Hampir Punah
Bir kotjok adalah minuman tradisional khas Bogor, Jawa Barat, yang kini semakin langka. Mirip bir pletok, bir kotjok juga non-alkohol dan terbuat dari jahe merah, cengkeh, kayu manis, dan gula aren.
Yang membedakan adalah penggunaan jahe merah, yang memiliki kandungan minyak atsiri lebih tinggi dibanding jahe kuning. Jahe merah dikenal lebih ampuh dalam meredakan nyeri otot, radang sendi, dan gangguan pencernaan. Sifatnya yang lebih “pedas” memberikan sensasi hangat yang lebih intens dan tahan lama.
Di masa lalu, bir kotjok kerap dijual oleh pedagang keliling di kawasan Puncak saat hujan deras—menjadi pelipur lara bagi wisatawan yang kedinginan.
5. Bandrek: Wedang Jahe Ala Sunda dengan Sentuhan Kampung
Bagi masyarakat Sunda, bandrek adalah minuman wajib saat musim hujan. Resepnya sederhana namun kaya rasa: jahe parut, gula merah, serai, merica, daun pandan, dan terkadang ditambah telur ayam kampung untuk meningkatkan stamina.
Kombinasi jahe dan merica menciptakan efek termogenik—yaitu kemampuan tubuh menghasilkan panas secara alami. Ini membuat bandrek sangat efektif mengusir kedinginan dan mencegah masuk angin. Sementara telur ayam kampung (jika ditambahkan) memberikan asupan protein dan lemak sehat yang membantu tubuh bertahan dalam suhu dingin.
Bandrek biasanya disajikan mendidih dalam cangkir tanah liat (kobokan), yang membuatnya tetap hangat lebih lama.
6. Bajigur: Minuman Cokelat Hangat dari Tanah Pasundan
Jika bandrek gurih dan pedas, bajigur justru manis, gurih, dan beraroma vanili. Minuman khas Sunda ini terbuat dari jahe, gula aren, santan, garam, daun pandan, dan bubuk vanili—dijadikan satu dalam rebusan hangat yang menggoda.
Santan memberikan tekstur lembut dan rasa gurih yang menenangkan, sementara gula aren kaya akan mineral seperti kalium dan zat besi. Kombinasi ini tidak hanya menghangatkan, tetapi juga memberikan energi cepat tanpa lonjakan gula darah yang drastis.
Bajigur sering dijajakan bersama bandrek oleh penjual keliling di Bandung dan sekitarnya, biasanya dengan tambahan pisang rebus atau ubi kukus—menu lengkap penghangat tubuh ala Jawa Barat.
Mengapa Minuman Tradisional Lebih Unggul di Musim Hujan?
Berbeda dengan minuman instan atau kopi susu yang hanya memberi efek hangat sesaat, minuman tradisional Indonesia diracik dari bahan alami utuh yang bekerja sinergis:
- Jahe: meningkatkan sirkulasi darah dan imunitas
- Cengkeh & Kayu Manis: antibakteri dan anti-inflamasi
- Gula Aren: sumber energi alami dengan indeks glikemik rendah
- Santan: memberi kalori sehat untuk pertahanan tubuh
Selain itu, proses perebusan membuat senyawa aktif dalam rempah lebih mudah diserap tubuh—sebuah bentuk “pengobatan preventif” ala nenek moyang yang terbukti hingga kini.
Tips Menikmati Minuman Penghangat dengan Aman
Meski alami, konsumsi berlebihan tetap perlu dihindari:
- Penderita maag sebaiknya batasi jahe dan merica
- Penderita diabetes bisa mengganti gula dengan pemanis alami seperti stevia
- Hindari minum terlalu panas (>65°C) untuk mencegah iritasi tenggorokan
Lebih baik lagi jika Anda meracik sendiri di rumah menggunakan bahan segar—selain lebih higienis, Anda juga bisa menyesuaikan komposisi sesuai kebutuhan tubuh.
Penutup: Hangatkan Tubuh, Lindungi Kesehatan
Di tengah derasnya hujan dan dinginnya angin malam, secangkir minuman tradisional bukan sekadar penghangat—tapi juga benteng alami melawan penyakit musiman. Enam minuman di atas adalah warisan budaya yang sarat kearifan lokal: sederhana, alami, dan penuh manfaat.
Jadi, alih-alih hanya mengandalkan selimut tebal atau pemanas ruangan, cobalah kembali ke akar budaya. Rebus jahe, tuang santan, tambahkan gula aren—dan biarkan kehangatan Nusantara menjaga kesehatan Anda sepanjang musim hujan.
Selamat menikmati, dan tetap sehat!
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |