Sejarah Baru: Liga Arab Desak Hamas Akhiri Kekuasaan di Jalur Gaza

Jumat, 1 Agustus 2025 - 11:09 WIB

Oleh :

Olin Sianturi

Sumber :

Gadget – Sebuah langkah mengejutkan datang dari sejumlah negara Arab, termasuk Qatar, Arab Saudi, dan Mesir, yang secara terbuka mendesak kelompok Hamas untuk meletakkan senjata dan menghentikan kekuasaannya di Jalur Gaza. Langkah ini merupakan bagian dari upaya global untuk menciptakan perdamaian abadi di wilayah tersebut, yang telah lama dilanda konflik.

Isi Deklarasi Bersama

Dalam deklarasi itu, ditegaskan bahwa pemerintahan, penegakan hukum, dan keamanan di seluruh wilayah Palestina harus sepenuhnya berada di bawah otoritas tunggal Otoritas Palestina, dengan dukungan internasional yang sesuai.

Solusi Pasca-Konflik

Respons Komunitas Internasional

Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Noël Barrot, yang memimpin konferensi bersama Arab Saudi, menyebut deklarasi ini sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Untuk pertama kalinya, negara-negara Arab menyatakan secara terbuka kecaman terhadap terorisme, termasuk serangan pada 7 Oktober, dan menyerukan perlucutan senjata Hamas. Ini juga mengindikasikan harapan mereka untuk suatu hari menjalin hubungan normal dengan Israel,” ujar Barrot di markas besar PBB.

Forum Keluarga Sandera dan Korban Hilang, kelompok yang mewakili keluarga korban penculikan oleh Hamas, turut menyambut baik deklarasi tersebut.

“Kami menyambut kemajuan penting ini dan pengakuan dari Liga Arab bahwa Hamas harus mengakhiri kekuasaannya di Gaza. Penculikan terhadap warga sipil adalah pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan harus dikecam secara tegas,” bunyi pernyataan mereka.

Penolakan Israel terhadap Solusi Dua Negara

Meskipun Arab Saudi dan beberapa negara Barat terus mendorong kebangkitan solusi dua negara sebagai jalan damai permanen bagi konflik Israel-Palestina, rencana ini mendapat tentangan keras dari Israel dan Amerika Serikat.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan penolakannya terhadap solusi dua negara, dengan alasan bahwa hal itu tidak sejalan dengan kebutuhan keamanan Israel.

Sementara itu, Perancis bahkan telah menyatakan niatnya untuk secara resmi mengakui Negara Palestina pada September mendatang, menyusul langkah serupa yang dikaji oleh Inggris. Namun, langkah ini diprediksi akan memicu ketegangan baru dalam hubungan diplomatik antara Israel dan sekutunya.

Kesimpulan:

Langkah baru ini menunjukkan dorongan kuat dari komunitas internasional, khususnya negara-negara Arab, untuk mengakhiri dominasi Hamas di Jalur Gaza dan menciptakan perdamaian yang berkelanjutan. Meski tantangan masih ada, terutama dari pihak Israel dan Amerika Serikat, deklarasi ini tetap menjadi tonggak penting dalam upaya mencapai solusi damai untuk konflik yang telah berlangsung lama. Apakah Hamas akan merespons seruan ini? Dunia sedang menunggu jawabannya.