Israel Klaim Ditembaki, Langsung Balas Gempur Gaza, 21 Nyawa Melayang
- Anadolu via Getty Images/Anadolu
Namun, tidak ada langkah konkret seperti sanksi atau embargo. Kebisuan ini sering dikritik sebagai bentuk komplisitas terhadap kekerasan berkelanjutan di Gaza.
Apa yang Terjadi Selanjutnya? Ancaman Eskalasi Penuh
Analis keamanan Timur Tengah memperingatkan bahwa serangan ini bisa memicu eskalasi penuh. Hamas, yang kehilangan ribuan pejuang dan infrastruktur selama perang 2023–2025, mungkin terpaksa merespons meski dengan kemampuan terbatas.
Di sisi lain, tekanan politik dalam negeri Israel terutama dari kubu sayap kanan dalam koalisi pemerintahan Netanyahu mendorong pendekatan militer yang lebih agresif. Bagi mereka, setiap tembakan dari Gaza dianggap sebagai kegagalan gencatan senjata.
Jika serangan berlanjut, kesepakatan gencatan senjata bisa runtuh total, membuka jalan bagi fase ketiga perang Gaza dengan konsekuensi kemanusiaan yang jauh lebih mengerikan.
Kesimpulan: Damai yang Belum Kunjung Tiba
Enam pekan damai terasa seperti ilusi ketika 21 nyawa melayang dalam semalam. Serangan Israel ke Gaza pada 22 November 2025 bukan hanya pelanggaran teritorial tapi pengkhianatan terhadap harapan jutaan warga yang ingin hidup tanpa dentuman bom.
Gencatan senjata hanya akan bertahan jika kedua pihak benar-benar berkomitmen, bukan hanya sebagai jeda taktis, tapi sebagai langkah menuju solusi permanen. Tanpa itu, Gaza akan terus menjadi kuburan terbuka dan setiap “martir” yang jatuh hanyalah pengingat betapa rapuhnya perdamaian di tanah yang terluka.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |