Global Firepower 2025: TNI Peringkat 1 Asia Tenggara, Masuk 13 Besar Dunia
- tni
Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ke-80 pada 5 Oktober 2025 menjadi momen refleksi sekaligus kebanggaan nasional. Di tengah perayaan yang berlangsung khidmat dan meriah, perhatian publik tidak hanya tertuju pada parade militer, tetapi juga pada posisi TNI di mata dunia. Laporan terbaru Global Firepower (GFP) 2025 menempatkan Indonesia sebagai kekuatan militer nomor satu di Asia Tenggara, sekaligus menduduki peringkat ke-13 dunia.
Peringkat ini bukan sekadar angka. Ia mencerminkan bagaimana kekuatan militer Indonesia semakin diperhitungkan dalam dinamika keamanan global. Dari jumlah personel yang melimpah, modernisasi alutsista, hingga kemampuan industri pertahanan dalam negeri, semua menjadi faktor kunci yang mengantarkan TNI ke posisi tersebut.
Personel Militer yang Besar
Salah satu indikator penting dalam perhitungan GFP adalah jumlah personel. Indonesia memiliki ratusan ribu prajurit aktif yang tersebar di tiga matra, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Selain itu, masih ada cadangan militer serta komponen pendukung yang siap dimobilisasi ketika negara menghadapi ancaman serius.
Kekuatan personel ini bukan hanya angka di atas kertas. Dalam beberapa tahun terakhir, TNI telah menunjukkan kesiapan dalam menghadapi berbagai situasi, mulai dari penanganan konflik bersenjata, operasi gabungan, hingga misi kemanusiaan ketika bencana melanda. Kehadiran prajurit di garis depan bencana alam juga memperlihatkan bahwa TNI bukan hanya institusi pertahanan, melainkan juga garda terdepan dalam menjaga keselamatan rakyat.
Modernisasi Alutsista
Selain jumlah personel, daya gentar TNI semakin diperkuat dengan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dalam satu dekade terakhir gencar melakukan pembaruan, baik dengan membeli teknologi mutakhir dari luar negeri maupun mengembangkan produksi dalam negeri.
Di sektor udara, Indonesia mengoperasikan pesawat tempur generasi modern, helikopter serbu, serta pesawat angkut strategis. Sementara di laut, TNI AL memperkuat armada kapal selam, fregat, dan kapal cepat rudal untuk mengamankan perairan yang luas. Tidak kalah penting, Angkatan Darat juga memperbarui kendaraan tempur lapis baja, artileri, dan sistem pertahanan udara.
Langkah modernisasi ini menjadi sinyal bahwa Indonesia tidak ingin tertinggal dalam perkembangan teknologi militer. Dengan kombinasi antara teknologi baru dan pelatihan yang intensif, TNI mampu menjaga daya saing di kawasan.